Negara G20 Sepakat Hilirisasi Industri, RI Bisa Menang di WTO soal Nikel?

Negara G20 Sepakat Hilirisasi Industri, RI Bisa Menang di WTO soal Nikel?

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 23 Sep 2022 20:37 WIB
Momentum Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dunia Secara Merata
Foto: Dok. Kemendag: Forum G20 di Nusa Dua-Bali
Nusa Dua -

Investasi berkelanjutan termasuk hilirisasi sebagai wujud menciptakan nilai tambah telah disepakati Negara G20. Hal ini menjadi hasil pertemuan tingkat menteri G20 di bidang perdagangan, investasi dan industri atau G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) yang berlangsung 22-23 September 2022.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersyukur isu hilirisasi akhirnya dapat disepakati setelah terjadi diskusi alot antara Negara G20. Ini berarti negara G20 sepakat barang-barang mentah harus diolah dulu menjadi produk jadi atau setengah jadi.

"Dalam beberapa bulan terakhir diskusi perdebatan antara anggota-anggora Negara G20 dalam konteks mengimplementasikan hilirisasi menemui tantangan yang sangat luar biasa sekali yang kemudian ini mendorong pada konsep green energy dan green industry. Alhamdulillah perdebatan itu mampu kita selesaikan dan kita setujui," kata Bahlil dalam konferensi pers di Sofitel Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal ini disebut sebagai instrumen bagi Indonesia untuk bisa melakukan hilirisasi seperti yang sudah berjalan terkait larangan ekspor bijih nikel. Gara-gara itu Indonesia digugat Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Ini informasi yang luar biasa (hilirisasi disepakati Negara G20). Oleh karena itu kalau besok ada yang bawa kita ke WTO untuk membangun hilirisasi, nah ini sebagai instrumen untuk bagaimana kita bisa merasionalkan kepada mereka," tutur Bahlil.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, dalam pertemuan juga disepakati Bali Compendium yang merupakan panduan bagi perumusan strategi dan arah kebijakan investasi serta promosi investasi di masing-masing negara.

"Maka dengan demikian setiap negara di dunia ini menghargai strategi negara masing-masing dalam merumuskan arah kebijakan investasinya. Termasuk soal hilirisasi, termasuk mana yang jadi prioritas, agar negara lain tidak mengintervensi kita," jelasnya.

Kesepakatan lain dalam forum investasi G20 di halaman berikutnya. Langsung klik

Ada lima poin yang Indonesia perjuangkan di bidang investasi dalam pertemuan TIIMM. Semua disebut telah disepakati Negara G20 kecuali soal harga karbon.

Selain soal hilirisasi, isu yang disepakati adalah soal pemangkasan prosedur investasi bagi negara-negara G20. "Jadi banyak negara-negara G20 yang menyampaikan kepada kita untuk ada pemangkasan sistem birokrasi yang bertele-tele, yang tidak transparan," imbuhnya.

Selanjutnya, kesepakatan soal investasi yang masuk harus berkolaborasi dengan pengusaha lokal atau UMKM. Isu ini juga disebut menjadi tantangan besar untuk bisa disepakati karena sebagian besar negara berpendapat proses tersebut cukup diserahkan kepada mekanisme pasar.

"Kita berkembang mampu meyakinkan kepada saudara-saudara kita negara lain untuk ini menjadi konsensus, sekaligus untuk menjdikan pengusaha UMKM dan pengusaha daerah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," imbuhnya.

Berikutnya adalah tentang keadilan investasi, di mana saat ini 80% produk domestik bruto (PDB) global dikuasai oleh negara G20 tetapi penyebaran investasinya tidak merata. "Kita akhirnya menyepakati juga bahwa penting adanya pemerataan investaasi," tandasnya.


Hide Ads