Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pahala Nugraha Mansury mengungkap ojek online (ojol) berdaya istrik lebih hemat dibanding BBM. Ia memaparkan penghematan bisa mencapai Rp 3,38 juta per tahun.
Hal ini disampaikan dalam agenda Global Future Fellows 2022 di Nusa Dua, Bali. Dalam kesempatan itu, bukti hitung-hitungannya disampaikan dalam paparannya.
"Perbandingan biaya energi menggunakan motor listrik vs motor konvensional dan penghematan biaya serta pengurangan subsidi pemerintah. Dengan menggunakan sepeda motor listrik konsumen dapat menghemat biaya bahan bakar Rp 3,38 juta/tahun ini ride-hailers atau ojol," katanya di Nusa Dua, Bali, Selasa (27/9/2022).
Angka itu dihasilkan dari perbandingan biaya yang dikeluarkan penggunaan motor listrik dan motor konvensional menggunakan BBM Pertalite. Rinciannya dijelaskan dalam paparan Pahala.
Jika menggunakan motor dengan BBM Pertalite, untuk ojek online diperkirakan sehari menghabiskan 1,25 liter dengan harga Pertalite Rp 10.000/liter. Bila sehari menghabiskan BBM 1,25 liter, maka biaya yang dikeluarkan Rp 12.500.
Artinya dalam setahun menghabiskan 458,25 liter dikali dengan harga BBM Pertalite per liter, maka setahun untuk BBM saja mengeluarkan hingga Rp 4,56 juta.
Sementara menggunakan motor listrik, per harinya diperkirakan menghabiskan daya 2,2 kWH, dengan biaya Rp 1.500/kWh. Maka biaya yang dikeluarkan sehari hanya Rp 3.250/hari. Dalam setahun daya yang dihabiskan sebanyak 788.4 kWH, maka biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar listrik hanya Rp 1,18 juta. Keduanya diasumsikan menghabiskan perjalanan 100 km/hari.
Dengan perbandingan Rp 4,56 juta/tahun biaya BBM Pertalite dengan motor listrik Rp 1,18 juta/tahun. Jika menggunakan motor listrik, ojol disebut Pahala bisa hemat sebanyak Rp 3,38 juta per tahunnya.
Selain menghemat biaya transportasi ojol, pengguna motor pribadi juga akan hemat. Asumsinya pengguna motor pribadi sehari bisa menghabiskan 0,5 liter. Jika harga Pertalite Rp 10.000 per liter, maka kalau 0,5 liter Rp 5.000/liter.
Dalam setahun, motor pribadi bisa menenggak Pertalite sebanyak 182,5 liter. Maka setahun biaya yang dikeluarkan Rp 1,82 juta.
Kemudian, jika menggunakan motor listrik asumsi per harinya menghabiskan saya 0,9 kWH dengan harga per kWH-nya Rp 1.500. Maka biaya yang dikeluarkan per hari Rp 1.296. Dalam setahun, penggunaan daya motor listrik sebanyak 315,36 kWh, maka biaya yang dikeluarkan setahun hanya Rp 473 ribu.
Dengan biaya motor pribadi menggunakan BBM Pertalite menghabiskan Rp 1,82 juta dan motor listrik hanya Rp 473 ribu, maka penghematannya Rp 1,35 juta.
"Kalau ojol kan mereka jalan lebih 100 km per hari, orang biasa (motor pribadi) 40-60 km. Saving kurang lebih Rp 1,35 juta per tahun. Umur motor itu kan 5 tahun. Jadi kurang lebih ()hemat Rp 7 juta per 5 tahun," tutupnya.
Simak Video "Video: Dua Motor Konsep Listrik Honda Tebar Pesona di IIMS 2025"
(ada/zlf)