Serupa dengan Risal, peserta pelatihan yang lain, Rahmad Ahmad, pun lebih memilih mengikuti pelatihan. Ia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara. Jika Risal memilih belajar mengoperasikan excavator, Rahmad lebih menaruh minat pada wheel loader.
"Alhamdulillah dari sebelumnya saya tidak punya skill sama sekali, sekarang sudah bisa berbagai macam teknik," katanya.
Alasan yang tak jauh berbeda juga dikemukakan peserta pelatihan asal Morotai, Muhammad Rizky Magfirah. Bagi Rizky, mengikuti pelatihan di IWIP adalah sebuah langkah untuk keluar dari zona nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah lulus SMA saya berpikir, daripada saya hanya diam di kampung dan tidak melakukan apa-apa, lebih baik saya ikut pelatihan ini. Apalagi ini gratis," katanya.
(fdl/fdl)