Dikhawatirkan Syarat Persaingan Bisnis, Bagaimana Sih Penelitian BPA di Galon?

Dana Aditiasari - detikFinance
Minggu, 09 Okt 2022 14:16 WIB
Foto: shutterstock
Jakarta -

Peneliti sekaligus dosen di Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Agustino Zulys mengatakan, hingga kini belum ada satu penelitian pun yang membuktikan bahwa air dalam kemasan galon berbahan polikarbonat berbahaya bagi kesehatan.

Dia mengkhawatirkan isu-isu seputar BPA berbahaya yang dikait-kaitkan dengan air minum dalam kemasan (AMDK) galon itu hanya persaingan bisnis semata.

"Untuk penelitian terkait kesehatannya sendiri itu belum ada. Kalaupun ada, belum ada juga yang menyimpulkan bahwa itu berbahaya," ujarnya.

Menurut Agus, untuk meneliti migrasi BPA dari kemasan ke dalam airnya itu, analisisnya harus betul-betul menggunakan alat-alat yang cukup sensitif dan akurat atau valid.

"Sama halnya seperti mikroplastik, di Indonesia sendiri, belum ada standar acuan berapa yang diperbolehkan dan bagaimana metode untuk mengidentifikasi BPA itu. Jadi, ini masih dalam riset saja bahwa BPA itu ada di galon polikarbonat," ucapnya.

Menurut Agus, acuan migrasi BPA yang dipakai BPOM saat ini baru secara acuan dari luar negeri saja yang sudah meneliti migrasi yang diperbolehkan itu sekian-sekian.

"Tapi itu kan belum baku juga metodologinya antara satu negara dengan negara lain. Di tiap-tiap negara itu berapa batas ambangnya dan metodenya sendiri sudah beda-beda. Jadi, penelitian migrasi BPA itu belum seperti penelitian rutin seperti kadar besinya, kadar PH, dan lain-lain yang sudah baku," katanya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/zlf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork