Dalam menghadapi kondisi ini, ia mengatakan, pihaknya terus berupaya menciptakan long term value untuk semua pemangku kepentingan. Dari sinilah, topline Sampoerna tetap terlihat kuat dan pemulihan dari tahun ke tahun mulai terlihat.
"Dari segi perbandingan dari kuartal per kuartal, kita sudah melihat perbaikan. Dari sini kita sudah melihat bahwa dengan adanya sustainable excise taxes, jarak tarif cukai itu dapat dijaga. Kemudian juga bisa membantu pemerintah dalam mencapai tujuan dalam pemulihan ekonomi, kesehatan masyarakat, ketenagakerjaan dan pemasukan negara," jelasnya.
Sementara menyangkut rencana pemerintah menerapkan cukai untuk segmen sigaret kretek tangan (SKT) di 2023, Direktur Urusan Eksternal HM Sampoerna, Elvira Lianita mengatakan, pihaknya mengapresiasi kebijakan tersebut, khususnya hal ini dalam 2 tahun terakhir berkontribusi pada pemulihan segmen padat karya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SKT sendiri merupakan segmen padat karya yang memberikan dampak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja serta menggunakan tembakau dan cengkeh dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan rokok buatan mesin.
"Secara total segmen SKT menyerap 70% dari total industri rokok, pekerjaan yang diciptakan oleh industri rokok. Mengalami tren penurunan sejak tahun 2007, SKT mulai menunjukkan tanda, dengan pangsa pasar 21% di tahun 2021," kata Elvira.
"Besar harapan kami agar arah kebijakan dari pemerintah untuk segmen linting tangan terus diterapkan, agar kebijakan ini juga tetap dijadikan acuan untuk kebijakan cukai tahun depan demi keberlangsungan serapan tenaga kerja industri hasil tembakau nasional secara keseluruhan," tandasnya.
(dna/dna)