Balada Bisnis Tes COVID-19, Dulu Jaya Kini Tak Berdaya

Balada Bisnis Tes COVID-19, Dulu Jaya Kini Tak Berdaya

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 03 Jan 2023 06:20 WIB
Sejumlah jurnalis menjalani test swab antigen di Kantor BPOM, Jakarta, Kamis (17/11/2022). Indonesia mencatat sebanyak 7.822 kasus baru COVID-19, Kamis (17/11/2022), Kasus aktif kini sebanyak 60.471 kasus.
Foto: Agung Pambudhy
Tangerang Selatan -

Pemerintah resmi mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan tak lagi mewajibkan swab antigen atau PCR. Bagaimana nasib bisnis layanan tersebut?

Berdasarkan pantauan detikcom, Senin (2/1/2023) sejumlah tempat swab antigen dan PCR tidak seperti situasi tahun lalu atau awal pandemi. Salah satu layanan swab di daerah Pamulang, Tangerang Selatan misalnya, terpantau sepi konsumen.

Tempat pukul 08.30 WIB, terlihat hanya 3 konsumen yang melakukan swab antigen atau PCR. Kursi-kursi yang disediakan juga kosong. Padahal tahun lalu, tempat drive thru swab ini bisa antre sampai ke jalan raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan salah satu petugas, memang permintaan swab antigen dan PCR semakin sedikit. Tetapi setiap harinya tetap ada yang datang untuk swab. Petugas tersebut mengatakan paling banyak dari kalangan karyawan.

"Iya semakin sedikit, tapi biasanya paling banyak itu dari kantor ya untuk karyawan," tutur salah satu petugas.

ADVERTISEMENT

Berkaitan dengan adanya pencabutan kebijakan PPKM, petugas itu memprediksi permintaan akan swab antigen dan PCR akan semakin sedikit permintaan ke depannya. Apa lagi ditambah keterangan Menkes yang mengatakan sudah tak mewajibkan lagi kedua test tersebut.

"Kalau sudah tidak diwajibkan ya akan semakin sedikit pastinya, tergantung kebijakan nanti kayaknya," jelasnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Menkes Ungkap Cara Identifikasi Varian Baru Covid-19

[Gambas:Video 20detik]




Di tempat berbeda, salah satu layanan Dokter 24 Jam di Ciputat juga pagi tadi terpantau sepi pasien, baik pasien berobat ataupun permintaan swab antigen atau PCR. Salah satu staf administrasi mengklaim untuk swab antigen sendiri sebenarnya masih banyak permintaan. Layanan yang semakin sedikit itu swab PCR.

"Kalau antigen sendiri itu masih banyak ko 20-30 orang biasanya sehari. Walaupun itu sedikit ya dibandingkan permintaan tahun lalu atau awal pandemi," ujarnya.

Ia mengatakan paling banyak permintaan swab antigen dan PCR ini dari kalangan karyawan. Meski masih banyak permintaan jumlah kasus positif diakui sudah berkurang.

"Kalau dulu itu bisa puluhan yang positif, kalau sekarang paling sehari satu yang positif. Jadi masih banyak ko permintaan swab ini belakangan," lanjutnya.

Staf tersebut mengaku tidak khawatir akan adanya PPKM, menurutnya kebutuhan swab antigen dan PCR masih akan dicari oleh masyarakat. Apa lagi, dikatakan pandemi COVID-19 ini masih berlangsung.

"Permintaan kayaknya masih tetap ada ya, mungkin karena kebutuhan atau sakit diperlukan antigen juga pasti masih tetap ada permintaannya," pungkasnya.

Seperti kita ketahui bersama, layanan swab antigen dan PCR dulu ramai pengunjung. Bahkan harga layanan itu juga sempat selangit.

Hal tersebut terjadi pada awal pandemi COVID-19 yakni 2020 hingga 2021. Saat itu angka kasus COVID-19 terus meningkat dengan berbagai macam pergantian jenis virus yang berganti-ganti.

Layanan swab antigen dan PCR saat itu booming karena pemerintah mengedepankan tracking dan tracing hingga tes swab dan vaksin menjadi syarat utama bagi masyarakat untuk dapat beraktivitas di ruang publik. Harganya pada awal 2020 saja untuk swab PCR sendiri sempat menginjak angka Rp 2,5 juta.

Hingga akhirnya, Usai melalui polemik ini, Jokowi akhirnya meminta agar biaya tes PCR berada di kisaran Rp 450-550 ribu.

"Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000," kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Minggu (15/08/2021).

Sejak saat itu, harga layanan swab antigen dan PCR terus mengalami penurunan. Hal ini juga seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di dalam negeri.


Hide Ads