Kemudian pertimbangan terakhir yaitu presale value atau harga jual kembali. Perihal ini pun menjadi salah satu poin penting bagi para konsumen di Indonesia. Di sisi lain, saat ini masyarakat belum dapat memproyeksikan harga jual kembali EV mengingat industri ini berkembang belum lama di RI.
"Ini unik kalau di RI. Di negara lain mikirnya lebih ke buat dipakai saja. Di Indonesia, mobil motor, presale value, harga jual berikutnya berapa. Nah ini kan waktu yang akan membuktikan (harga jual kembali)," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Made, kondisi ini menjadi salah satu penyebab angka penjualan kendaraan listrik masih terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan penjualan kendaraan konvensional di Indonesia.
"Dari data yang kita punya, misal penjualan motor listrik 2022 (skala industri RI) 6 ribu unit lah, atau tumbuh 230%, karena sebelumnya cuma 2 ribu unit. Sementara mobil listrik lebih banyak, tahun ini mencapai 23 ribu. Tinggi, tapi as a percentage dari total masih sangat kecil," kata Made.
Sementara itu, selama 2022 Adira Finance mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik menyentuh angka 415 unit, dari total 900 ribu unit kendaraan. Adapun rincian dari pembiayaan EV tersebut di antaranya motor listrik sebanyak 333 unit dan mobil listrik sebanyak 82 unit.
"Hingga saat ini Adira masih tahap belajar (pengembangan EV). Kita sudah membiayai Rp 30 miliar untuk kendaraan listrik di 2022 tahun lalu," pungkasnya.
(ara/ara)