Upaya Indonesia mengembangkan industri hijau dilirik negara lain. Hal itu dibuktikan oleh aktivitas sejumlah mahasiswa Australia yang datang ke Indonesia untuk belajar industri ramah lingkungan tersebut.
Tercatat, sebanyak 40 mahasiswa dari University of Queensland dan 4 perwakilan mahasiswa dari Universitas Indonesia melakukan kegiatan factory visit ke pabrik Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (9/2) lalu.
Kedatangan mahasiswa yang disponsori oleh Pemerintah Australia melalui program New Colombo Plan (NCP) ini untuk melihat secara langsung bagaimana implementasi industri hijau, khususnya di sektor produksi baja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedatangan kami kali ini terkait environmental, khususnya terkait dengan transformasi manufacturing ke green manufacturing, terutama di industri baja. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program New Colombo Plan," kata Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Bambang Heru Susanto dalam keterangannya, Minggu (12/2/2023).
PT Tata Metal Lestari terpilih dalam program NCP karena telah mendapatkan sertifikat industri hijau dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Oleh karena itu, diharapkan dengan kunjungan ini para mahasiswa dari University of Queensland dan mahasiswa dari UI bisa mendapat pengetahuan tentang proses apa saja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari. Sehingga, mereka mendapat pelajaran langsung apa yang bisa dilakukan industri baja untuk mengurangi emisi karbonnya.
"Harapannya mahasiswa-mahasiswa dari University of Queensland ini mengetahui bahwa di Indonesia ada industri-industri strategis sebetulnya yang bisa juga mereka pelajari dan mereka jadikan sebuah tempat yang nantinya misalkan ingin magang atau internship, karena Indonesia terbuka untuk magang internship dari mahasiswa asing yang ada MoU nya dengan kita," terang Bambang.
Di kesempatan yang sama, Adrian Oehmen, Associate Professor di School of Chemical Engineering, sebagai pendamping para mahasiswa dari University of Queensland menambahkan bahwa pihaknya sangat menghargai kunjungan ini dan keramahan yang telah diberikan selama mahasiswanya berada di Indonesia.
"Saya rasa sebagian besar mahasiswa yang hadir jadi lebih mengerti bagaimana baja lapis dibuat. Dalam proses ini mereka juga mempelajari rangkaian proses panjang termasuk bagaimana menangani produk akhir dan residu atau limbah dari kegiatan mereka," terang Adrian.
Ia menambahkan seluruh mahasiswa yang hadir kali ini merupakan mahasiswa yang mengambil bidang studi teknik kimia. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat melakukan perhitungan yang sesuai antara apa yang mereka peroleh di dalam kelas dan di lapangan.
"Di University of Queensland, mereka belajar tentang teknik kimia. Jadi ini mengimpor proses perhitungan sehingga mereka belajar banyak tentang beberapa hal yang kami ajarkan di kelas dan saat ini mereka melihatnya dalam kehidupan nyata dan banyak aspek lain yang rumit di industri baja," terangnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.