Bonus Dipotong, Buruh Pabrik Tesla Shanghai Protes ke Elon Musk

Bonus Dipotong, Buruh Pabrik Tesla Shanghai Protes ke Elon Musk

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 17 Apr 2023 20:30 WIB
Lyngdal, Norway - August 02 2021: Tesla Superchargers at use at Handelsparken.
Tesla. Foto: Getty Images/Trygve Finkelsen
Jakarta -

Bonus buruh pabrik Tesla di Shanghai akan dipotong akhir pekan ini. Para pekerja melakukan protes dengan curhat ke media sosial.

Disebutkan pemangkasan bonus kinerja ini dilakukan karena Tesla memang sedang memangkas produksi di berbagai negara. Termasuk di China yang kini sedang mengalami pelemahan permintaan.

Lemahnya permintaan ini dikhawatirkan bisa menggerus laba perusahaan. Namun sebelumnya Elon Musk sempat memuji para pekerja di Shanghai karena terus berupaya menjaga operasional selama lockdown di daerah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tolong perhatikan bonus kinerja kami sebagai garda terdepan di pabrik Tesla Shanghai yang dipotong secara sepihak," ujar salah satu pekerja bernama @AFeiywu di Twitter, dikutip dari Reuters, Senin (17/4/2023).

Pekerja lainnya menyebut jika pemotongan bonus kinerja kuartal I ini mencapai 2.000 yuan. Kini gaji pokok di pabrik Shanghai mulai dari 5.340 per bulan. Ada tambahan dari lembur, shift dan bonus tahunan sampai kuartalan.

ADVERTISEMENT

Jika dihitung sebelum pajak, para pekerja ini bisa mengantongi sekitar 110.000 - 120.000 yuan per tahun. Sudah termasuk bonus dan uang lembur. Jumlah gaji ini merupakan standar gaji perusahaan asing yang ada di China.

Di pabrik tersebut, Tesla mempekerjakan sekitar 20 ribu orang. Supervisor di pabrik mengumumkan rencana pemotongan bonus tersebut dan menyampaikan ke para pekerja mereka.

Sebelumnya pabrik Tesla Shanghai ini juga sempat mengalami masalah setelah terjadi kecelakaan yang menewaskan seorang pekerja. Hasil investigasi yang dilakukan pemerintah menyebutkan jika pengawasan dan keselamatan di pabrik Tesla secara tak langsung turut andil menyebabkan kecelakaan tersebut. Perusahaan juga harus bertanggungjawab.

Peneliti dari China Labour Bulletin Aidan Chau menyebutkan memang tak sedikit perusahaan yang memberikan hukuman kepada para pegawai setelah terjadi kecelakaan kerja. Tapi biasanya yang dipangkas adalah bonus lainnya, bukan bonus kinerja. Pemangkasan bonus kinerja ini dinilai tidak adil bagi para pegawai.

(kil/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads