"Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengguna rokok elektrik yang telah berhenti dari merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi yang dibuktikan dengan tingkat peradangan dan pendarahan gusi yang sama seperti yang dialami oleh non-perokok. Artinya, kondisi pertahanan gusi pengguna rokok elektrik telah kembali normal," jelas Amaliya.
Dengan fakta tersebut, pemerintah seharusnya dapat memaksimalkan produk tembakau alternatif untuk menurunkan prevalensi merokok sekaligus meningkatkan perbaikan kesehatan publik. Produk tersebut dapat menjadi solusi komplementer dari berbagai program dan upaya yang telah dijalankan pemerintah selama ini.
(dna/dna)