RI Bakal Impor 12 Rangkaian KRL, Kini Tunggu Restu Luhut

RI Bakal Impor 12 Rangkaian KRL, Kini Tunggu Restu Luhut

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 05 Jun 2023 13:26 WIB
Seorang warga melihat Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang yang selesai diturunkan dari kapal di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5/2012). Sebanyak 16 unit KRL seri 8500 yang masih terlihat aslinya, berhuruf kanji Jepang,  akan menambah kapasitas angkut KRL Jabotabek.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Nasib impor KRL kini terang benderang. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan pemenuhan kereta listrik dalam negeri akan dilakukan melalui tiga tahap, tahap paling awal adalah impor.

Dia mengungkapkan ada 12 trainset atau rangkaian kereta api yang bakal diimpor tahun ini. Saat ini izin impor sedang diajukan ke Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Memang ada 3 tahap, kita pertama akan impor KRL bekas 12 trainset, kami sudah ajukan ke Menkomarves," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam rapat dengan Komisi VI, di Gedung DPR Jakarta, Senin (5/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian di tahun 2024, nantinya PT Kereta Api Indonesia atau KAI akan melakukan rekondisi kereta api listrik yang masih bisa digunakan.

INKA Dapat PMN Rp 3 T

Lebih lanjut, di tahun 2024 juga PT Industri Kereta Api (INKA) akan disuntik modal negara sebesar Rp 3 triliun untuk memenuhi fasilitas produksi kereta listrik.

ADVERTISEMENT

"Jadi PMN INKA akan digunakan untuk barang modal yang akan digunakan sebagai produksi kereta listrik di 2025 di fasilitas Banyuwangi yang saat itu PMN hanya untuk bangunan dan belum equipment-nya," kata Tiko.

Menteri BUMN Erick Thohir di rapat yang sama mengatakan keputusan untuk menyuntik dana ke INKA sudah disepakati bersama di tingkat kementerian.

"Maka ketika kami rapat dengan Menhub Menkomarves, Menteri Perindustrian, setelah dipetakan, memang harus ada tambahan modal ke INKA untuk aktivasi pertumbuhan kebutuhan kereta api untuk gerbong barunya," ungkap Tiko.

Erick mengatakan modal tambahan Rp 3 triliun untuk INKA dapat membuat perusahaan pabrikan kereta dalam negeri itu mampu untuk memproduksi kereta rel listrik atau KRL sesuai dengan kebutuhan.

"Penyehatan INKA butuh Rp 3 triliun, sehingga ada ekuilibrium antara produksi gerbong dan peningkatan daripada jumlah kebutuhan kereta api," beber Erick.

Simak juga Video: Panas! Andre Rosiade Emosi Rapat Bareng KCI-INKA Bahas Impor KRL

[Gambas:Video 20detik]




(hal/eds)

Hide Ads