110 Tahun Hadir di Tanah Air, Ini Sederet Kiprah Berkelanjutan Sampoerna

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Selasa, 06 Jun 2023 10:28 WIB
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis (Foto: HMSP)
Jakarta -

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) telah menjadi bagian dari Indonesia selama 110 tahun sejak tahun 1913. Sepanjang perjalanannya selama 11 dekade, Sampoerna senantiasa turut berperan serta dalam mendorong perekonomian Indonesia, salah satunya melalui investasi jangka panjang di ekosistem mata rantainya dan juga bagi masyarakat yang lebih luas di Indonesia.

"Selama 110 tahun, Sampoerna telah berinvestasi secara berkelanjutan di Indonesia yang mencakup keseluruhan mata rantai ekosistem hasil tembakau, sehingga turut berperan menciptakan nilai ekosistem yang lebih luas bagi perekonomian Indonesia. Lebih lanjut, kami juga berfokus pada masa depan Sampoerna dan peran kami dalam menciptakan nilai berkelanjutan untuk Indonesia. Jadi, inilah cara kami melihat masa depan," ujar Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis dalam wawancara media di Jakarta, dikutip Selasa (6/6/2023).

Vassilis menyampaikan, kiprah Sampoerna selama ini dilandaskan atas tiga pilar utama. Pertama, menciptakan nilai bagi perekonomian Indonesia. Sejak 2005, Sampoerna telah berinvestasi dengan nilai US$ 6,3 miliar di Indonesia, di mana Sampoerna juga termasuk salah satu investor dan menyerap lapangan kerja yg signifikan di Indonesia.

"Kami mempekerjakan secara langsung dan tidak langsung lebih dari 66.000 orang. Dan terlepas dari banyaknya tantangan selama pandemi, kami (tetap) mempertahankan karyawan sepenuhnya, bahkan menambah (jumlah) karyawan," ungkapnya.

Di samping itu, Vassilis mengungkapkan Sampoerna bermitra dengan ratusan ribu pelaku UMKM, serta lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkeh di Indonesia. Sampoerna menyediakan pembinaan kepada lebih dari 225.000 pemilik toko kelontong di bawah Sampoerna Retail Community (SRC).

"Kami menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, dengan 97% lapangan kerja dihasilkan oleh UMKM. Berdasarkan data, Indonesia memiliki lebih dari 65 juta pelaku UMKM. Kami berupaya untuk menciptakan nilai dan memberdayakan UMKM dalam ekosistem," sambungnya.

Pilar kedua, lanjut Vassilis, yakni investasi berkelanjutan pada produk tembakau inovatif bebas asap. Sebelumnya, Sampoerna telah meresmikan pabrik produk tembakau inovatif bebas asap bagi IQOS di Karawang, Jawa Barat pada Januari 2023. Sampoerna juga membangun fasilitas laboratorium canggih di Pandaan, Jawa Timur dan Karawang, Jawa Barat.

IQOS ialah perangkat pemanas tembakau yang merupakan salah satu produk bebas asap yang telah diperkenalkan Sampoerna di Indonesia. Dengan mengedepankan penelitian ilmiah dan teknologi, IQOS memanaskan batang tembakau yang menggunakan tembakau asli tanpa pembakaran, sehingga mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90-95% lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok.

IQOS menggunakan perangkat elektronik untuk memanaskan tembakau, tanpa pembakaran. Oleh karena itu, tidak ada api, abu, maupun asap yang dihasilkan. "Prioritas pertama kami adalah mencari solusi atas bahaya yang ditimbulkan dari merokok. Itulah mengapa sains dan teknologi menjadi landasan bagi kami untuk mengembangkan produk yang lebih baik dibandingkan dengan merokok dengan tidak melibatkan pembakaran," paparnya

Vassilis melanjutkan, bersama dengan perusahaan induk kami Philip Morris International (PMI), Sampoerna memimpin transformasi inovasi dan teknologi di industri hasil tembakau nasional guna memberikan pilihan kepada perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau atau produk nikotin lainnya.

Pilar ketiga yaitu komitmen dalam meningkatkan ekspor barang dan jasa ke mancanegara. Vassilis mengatakan, Sampoerna menjadikan Indonesia sebagai pusat ekspor ke Asia Pasifik. Saat ini, perusahaannya telah mengekspor produk ke 40 destinasi ekspor yang tersebar di dunia.

"Kami juga memanfaatkan keunggulan sumber daya manusia Indonesia dalam memberikan layanan di bidang teknologi, keuangan, digital, hingga personalia, ke 39 negara di dunia. Saat ini, ada 3.000 karyawan Indonesia yang bekerja untuk afiliasi kami dengan memberikan ekspor layanan di berbagai bidang ini," kata Vassilis.

Klik halaman selanjutnya >>>



Simak Video "Video: Danantara Akan Dapat Kucuran Dividen Rp 170 T per Tahun"

(ncm/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork