IMF Minta RI Hentikan Larangan Ekspor Nikel, Begini Respons Mendag

IMF Minta RI Hentikan Larangan Ekspor Nikel, Begini Respons Mendag

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 06 Jul 2023 09:42 WIB
Mendag Zulhas
Foto: Shafira Cendra Arini/Detikcom
Jakarta -

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mendapat sorotan dari bangsa Indonesia lantaran meminta pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan larangan ekspor bijih nikel.

Adapun saran IMF itu tertuang dalam laporan bertajuk 'IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia'. Dimintai komentar oleh awak media, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan enggan berkomentar banyak.

"Itu lain lagi, nanti saja," kata menteri yang akrab disapa Zulhas itu saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (6/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau demikian, Zulhas berpandangan, langkah hilirisasi memberikan yang besar bagi Indonesia, salah satunya memberikan nilai tambah yang jauh lebih besar. Hal ini terlihat jelas saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan penyetopan ekspor sejumlah komoditas bahan mentah.

"Nikel, sekarang bauksit, itu kita diberikan manfaat ribuan kali. Kalau dulu US$ 1 (nilai ekspor), sekarang dapatnya US$ 1.000," kata Zulhas.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu luar negeri, negara maju, IMF keberatan. Wong kita mau maju kok mereka yang keberatan?," tambahnya.

Zulhas menilai, Indonesia telah melalui waktu begitu panjang dnegan mengeksploitasi kekayaan alam tanpa memberikan manfaat tambahan kepada masyarakat. Zulhas pun mencontohkannya lewat hubungan dengan PT Freeport Indonesia.

Perusahaan yang telah dikuasai asing 50 tahun lamanya itu terus mengeruk bahan mentah Indonesia dan diekspor dalam bentuk mentah. Akhirnya demi mendatangkan manfaat lebih besar, kini Freeport didorong untuk membangun sejumlah smelter baru.

"Oleh Pak Jokowi dipaksa sekarang bikin pabrik, harus hilirisasi di sini. Itu kan memberikan nilai tambah yang luar biasa," jelasnya.

Kini Freeport tengah menggenjot pembangunan smelter tembaga di kawasan Gresik, Jawa Timur. Langkah ini dilakukan segera setelah pemerintah mengakuisisi 51% saham Freeport. Per Juni 2023 ini progres pembangunannya telah mencapai 72%. Ditargetkan sebelum Mei 2024 mendatang Smelter ini sudah dapat dioperasikan.

Simak juga Video 'Luhut ke IMF soal Larangan Ekspor Raw Material: Kalian Jangan Macam-macam':

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rir)

Hide Ads