Pabrik Pupuk Kaltim di Papua Akan Produksi 1,15 Juta Ton Urea per Tahun

Pabrik Pupuk Kaltim di Papua Akan Produksi 1,15 Juta Ton Urea per Tahun

Dea Duta Aulia - detikFinance
Senin, 17 Jul 2023 17:46 WIB
Wapres dan Bahlil Tinjau Pabrik Pupuk di Papua
Foto: Pupuk Kalimantan Timur
Jakarta -

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus berupaya untuk menggenjot pembangunan pabrik baru dengan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar di kawasan industri Fakfak, Papua Barat. Pembangunan pabrik baru yang masih tahap awal ini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan lewat rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan proyek tersebut merupakan bagian dari upaya untuk terus menyesuaikan performa produksi dengan kebutuhan pasar yang semakin meningkat.

"Terkait dengan pengembangan proyek yang saat ini sedang berlangsung, kami juga mohon doa dan dukungan dari semua pihak. Jika semuanya berjalan dengan lancar, maka pembangunan pabrik ini akan mengantarkan industri pupuk nasional kita menjadi yang terbesar di Asia Pasifik. Ini juga yang menjadi cita-cita PKT sebagai penyokong ketahanan pangan nasional sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah global," kata Rahmad dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan proyek tersebut masuk dalam kategori tahap awal pembangunan. Meskipun begitu, pihaknya telah mengamankan sejumlah infrastruktur pembangunan pabrik baru tersebut. Adapun infrastruktur yang telah diamankan yakni terkait pasokan gas yang sudah dipastikan akan didapat dari Genting Oil Kasuri Pte.Ltd (GOKPL). Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari sumber gas yang telah disepakati yakni Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat.

"Dengan nilai investasi lebih dari US$ 1 miliar, PKT memastikan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk ammonia," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Ini merupakan salah satu pengembangan di fase kedua pertumbuhan PKT yang ditarget mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan. Momentum yang sangat tepat, mengingat pada 2030 kebutuhan urea diperkirakan akan mencapai 6 sampai 7 juta ton. Dan dengan beroperasinya pabrik baru ini nanti, PKT siap mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia dengan penyediaan 4,5 hingga 5 juta ton atau pemenuhan sekitar 70 hingga 80 persen kebutuhan nasional," sambungnya.

Ia mengatakan pembangunan pabrik baru tersebut bakal memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan negara. Potensi pendapatan negara dari pajak penghasilan perorangan senilai diperkirakan akan mencapai Rp 20 miliar per tahun. Potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek mencapai nilai Rp 10 triliun. Potensi pendapatan daerah pun diprediksikan akan menyumbang senilai Rp 15 miliar per tahun.

"Ini yang kami sebut dengan multiplier effect. Karena semangat kami di PKT tentu tidak semata-mata hanya untuk profit belaka, tapi juga bagaimana segala inovasi dan aktivitas kami bisa memberikan keberkahan bagi masyarakat," jelasnya.

Untuk menyukseskan proyek tersebut, ia mengatakan pihaknya turut mengadakan Gelar Tikar Adat (Wewowo). Gelar Tikar Adat (Wewowo) merupakan kegiatan duduk bersama untuk mencapai kesepakatan yang dilakukan hari ini. Acara ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak masyarakat hukum adat dalam memperoleh berbagai masukan dan dukungan penuh terhadap pembangunan kawasan industri pupuk nantinya.

"Selama durasi pembangunan proyek, kami memperkirakan penyerapan tenaga kerja 10.000 orang saat masa puncak konstruksi dan sebanyak 400 orang saat operasional. Proyek ini pun diharapkan bisa mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan. Sebagaimana praktik-praktik pemberdayaan masyarakat yang telah sukses dilakukan di Bontang, PKT berharap bisa melakukan hal serupa di Fakfak," ungkapnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Ia pun turut mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang telah meninjau proyek tersebut pada, Jumat (14/7) lalu.

Menurutnya, kunjungan kedua tokoh tersebut merupakan bagian dari restu dan dukungan pemerintah untuk memulai PSN Pabrik Fakfak, Papua Barat.

"Dengan adanya dukungan dari kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat terkait, bersama-sama kita dapat mengembangkan Proyek Strategis Nasional ini. Tentunya dari proyek ini kami mengharapkan adanya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, serta terjadinya pemerataan pembangunan khususnya di wilayah Indonesia Timur," kata Rahmad.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia mengatakan jika pabrik baru tersebut sudah rampung dikerjakan maka tidak hanya memenuhi stok dalam negeri saja. Namun juga untuk kebutuhan ekspor.

"Masa depan Indonesia itu adalah Papua. Pertanian modern ke depan yang akan dikembangkan di wilayah timur yaitu di Papua. Dan pabrik pupuk yang dibangun di Papua, di Fakfak, itu tidak hanya memenuhi stok dalam negeri tentu juga untuk ekspor," kata Bahlil.

Bahlil berharap proyek tersebut diharapkan mampu memberikan positif yang besar, khususnya kepada masyarakat. Pasalnya, proyek tersebut merupakan bagian dari mandat Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pembangunan.

"Kita akan berbicara tentang masyarakat, tentang bagaimana proses apa yang menjadi aspirasi. Supaya kita bisa melakukan pekerjaan awal di akhir 2023. Saya pikir ini adalah perhatian khusus dari Bapak Wakil Presiden khususnya yang diberikan mandat penuh oleh Bapak Presiden untuk mengurus percepatan pembangunan. Dan di seluruh Kabupaten di wilayah Papua, mungkin proyek yang banyak yang diturunkan dari pusat dalam rangka percepatan melakukan pertumbuhan ekonomi, salah satu diantaranya adalah kabupaten Fakfak," tutupnya.



Simak Video "Video: Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Pulau Gag "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads