Kinerja Manufaktur RI Masih Ekspansif, Begini Datanya

Kinerja Manufaktur RI Masih Ekspansif, Begini Datanya

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 04 Sep 2023 13:01 WIB
Agus Gumiwang
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita - Foto: Kementerian Perindustrian
Jakarta -

Kementerian Perindustrian mencatat saat ini industri manufaktur di tanah air masih ekspansif. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan hasil Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global, menunjukkan bahwa tingkat pembelian manufaktur meningkat per-Agustus 2023. Jumlahnya berada di level 53,9. Sejumlah ini naik 0,6 poin apabila dibandingkan bulan sebelumnya yakni 53,3.

Menurut Kemenperin, meningkatnya laju ekspansi PMI Manufaktur didorong tidak terlepas dari pertumbuhan permintaan luar negeri yang memicu percepatan produksi. Apalagi, laju ekspansi PMI Manufaktur per-Agustus 2023 adalah yang paling cepat dalam kurun setahun.

"Hal ini pun berdampak pada penambahan serapan tenaga kerja," ucap kata Agus dalam siaran pers, ditulis Senin (4/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan PMI Manufaktur Indonesia pada sepanjang dua tahun terakhir berada di atas 50 poin. Fakta tersebut menandakan bahwa sektor manufaktur Indonesia meningkat dan masih dalam kondisi ekspansif.

Laju tingkat PMI Manufaktur Indonesia juga melampaui sejumlah negara-negara ASEAN dan berbagai negara besar. Di antaranya, Taiwan (44,3), Malaysia (47,8), Thailand (48,9), Filipina (49,7), dan Myanmar (53,0). Kemudian Jerman (39,1), Inggris (42,5), Belanda (45,9), Amerika Serikat (47,0), Korea Selatan (48,9), Jepang (49,6), dan China (51,0).

ADVERTISEMENT

Selain itu, angka capaian positif Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 yang mencapai level 53,22 pun menunjukkan geliat industri manufaktur bangsa. Alhasil, Menteri Agus pun menilai, hal ini adalah tanda bahwa gerak industri manufaktur Indonesia berada dalam fase ekspansi.

Selain itu, tanda bahwa industri manufaktur nasional pertumbuhan impresif terlihat dari hasil Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia. Data tersebut menunjukkan terjadi ekspansi sebesar 52,39% pada kuartal II-2023 Sejumlah ini lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yakni 50,75%.

Adapun data berikutnya, hasil survei PMI manufaktur maupun IKI menunjukkan bahwa perkembangan industri manufaktur sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Jumlahnya mencapai 5,17% pada kuartal II-2023, dan berkontribusi sebesar 16,3% terhadap PDB di periode yang sama.

"Kebijakan pengembangan industri sudah pada jalurnya. Kinerja positif ini menunjukkan optimisme yang tinggi di sektor industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan," ungkap dia.

Agus pun menegaskan, bahwa pemerintah bertekad untuk fokus menjalankan industrialisasi dengan kebijakan hilirisasi yang stategis. Hal ini diyakini dapat memberi nilai tambah terhadap bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, serta penerimaan devisa.

Lagipula sesuai arahan Presiden Jokowi, hilirasi tidak hanya ditargetkan bagi industri skala besar. Namun juga sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Kebijakan hilirisasi juga didorong untuk dapat mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani, dan nelayan, agar manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil. Bagi Agus, hilirisasi adalah jendela peluang bangsa untuk meraih kemajuan dengan pengelolaan kekayaan sumber daya alam (SDA).

"Jadi, hilirisasi itu bukan urusan nikel atau tembaga saja, yang dilakukan industri besar-besar, tetapi pelaku IKM pun harus berperan dalam hilirisasi ini seperti pengolahan kopi, kelapa sawit, atau rumput laut," jelas dia.

Simak juga Video: Mimpi Prabowo Agar Indonesia Jadi Bangsa Produsen dan Manufaktur

[Gambas:Video 20detik]




(kil/kil)

Hide Ads