Konsumsi Kertas Dunia Diramal Tembus Rp 6.000 T, Ini Pendorongnya

Konsumsi Kertas Dunia Diramal Tembus Rp 6.000 T, Ini Pendorongnya

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 06 Okt 2023 14:29 WIB
PT Indah Kiat Pulp and Paper memiliki pabrik kertas di Perawang, Riau. Kapasitas produksi pabrik tersebut mencapai 2 juta ton/tahun. Yuk kita lihat proses produksi kertas di pabrik tersebut.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pangsa pasar industri bubur kertas (pulp) dan kertas global diperkirakan mencapai US$ 387,54 miliar atau Rp 6.052 triliun (kurs Rp 15.619). Jumlah itu tumbuh 1,07% dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 348,32 miliar atau Rp 5.440 triliun.

PT Kredit Rating Indonesia (KRI) melihat outlook positif tersebut berdasarkan meningkatnya permintaan terhadap produk pulp dan kertas secara global. Hal itu salah satunya didorong oleh meningkatnya perdagangan secara online yang membutuhkan packaging paper untuk distribusi.

"Lalu meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan di mana produk-produk dari kertas yang lebih mudah terurai secara alami semakin banyak digunakan untuk menggantikan produk berbahan plastik. Kemudian meningkatnya kesadaran untuk hidup lebih higienis terutama terkait penggunaan kertas untuk penyajian makanan di restoran," kata Rating Analyst PT KRI, Achmad Sudjatmiko dalam keterangan tertulis, Jumat (6/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan volume, konsumsi pulp yang digunakan untuk menghasilkan kertas printing dan writing, serta untuk packaging paper diestimasikan meningkat dari 408 juta Mt di 2021 menjadi 476 juta Mt di 2032. Packaging paper diestimasikan mendominasi penggunaan pulp tersebut.

Walaupun jumlah pasokan pulp masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi pulp dunia, riset PT KRI melihat pertumbuhan kapasitas produksi pulp melambat sejak 2017. Pada periode 2017-2019 pertumbuhan kapasitas produksi pulp secara global hanya bertambah rata-rata 1,2 juta Mt/tahun, lalu pada 2020-2021 hanya tumbuh rata-rata 2 juta Mt/tahun.

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan kapasitas produksi yang melambat dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan tidak adanya penambahan kapasitas baru di 2019 dan 2020. Hal ini menimbulkan naiknya tingkat rata-rata operating rate dari 90% menjadi 91% di 2026.

Sedangkan dari sisi harga, pulp dunia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sebelumnya turun ke level terendah yaitu di CNY 4.782/ton di Juni 2023. Hal itu disebabkan oleh tingginya oversupply terutama di wilayah Amerika Utara dan Eropa.

Saat ini tanda-tanda pemulihan dari harga pulp sudah mulai terlihat, di mana harga pulp per 16 September 2023 sudah mencapai CNY 5.480/ton. Peningkatan permintaan dari China, sebagai salah satu konsumen terbesar pulp dunia menjadi salah satu penyebab kenaikan harga tersebut.

"KRI sebagai salah satu lembaga pemeringkatan di Indonesia, telah melakukan pemeringkatan terhadap beberapa perusahaan produsen pulp and paper di Indonesia sejak 2019, di mana pemeringkatan terakhir dilakukan untuk PT OKI Pulp & Paper Mills di 2023, dimana KRI memberikan peringkat irAA- untuk perusahaan," jelasnya.

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads