Ini Tantangan UMKM Otomotif Produksi Spare Part Kendaraan Listrik

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 08 Mar 2024 21:00 WIB
Ilustrasi - Foto: Dok. Tokopedia
Jakarta -

Usaha Kecil Menangah (UKM) atau Industri Kecil Menengah (IKM) didorong untuk mulai memproduksi komponen atau suku cadang (spare part) kendaraan listrik. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan industri kecil jika sudah masa switching atau peralihan ke kendaraan listrik.

Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi UMKM jika menambah produksi untuk komponen kendaraan listrik. Pertama, masih kurangnya teknologi untuk memproduksi baterai hingga teknologi mesin kendaraan listrik.

"Kalau body, interior tergantung desain motor listriknya, sehingga dillihat perspektif kemampuan teknologi, supplier ini sebenarnya membuat komponen body tidak masalah, yang jadi masalah ini kesiapan membuat teknologi baterai, inverter-nya," kata Presiden Institut Otomotif Indonesia I Made Dana Tangkas, ditemui di Kantor Kemenkop UKM, Jumat (8/3/2024).

Selain itu, tantangan berikutnya adalah masih kurangnya infrastruktur pendukung seperti charging station baterai. Menurutnya infastruktur seperti 'SPBU' baterai kendaraan listrik masih kurang saat ini.

"Tantangan ke depan bahwa harga produk kendaraan listrik roda dua dan roda tiga mahal karena baterai core teknologinya 40%-60%. Juga masih terkendala infrastruktur belum semua infrastruktur merata, jadi perlu dikembangkan charging station ini, harus siap 3.000 sampai 5.000 watt," tambahnya.

Meski demikian, ia meyakini UMKM otomotif tidak akan mati begitu saja walaupun tengah digenjot produksi kendaraan listrik. Karena kebutuhan komponen kendaraan tenaga bensin masih tetap banyak.

Untuk persiapan peralihan ke kendaraan listrik, maka saat ini para produsen kecil itu didorong menambah produksinya untuk komponen kendaraan listrik.

"Saat ini bukan switching, tetapi menambah transformasi produk, karena produksi buat bensin masih diperlukan. Hanya yang (komponen kendaraan besin ke depan) volumenya berkurang. Tetapi yang (kendaraan bensin) masih akan tetap dibutuhkan sampai 2030-2035 masih terus," jelas dia.




(ada/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork