Air Mineral dan Teh Kemasan Laris Manis di RI, Ini Alasannya

Air Mineral dan Teh Kemasan Laris Manis di RI, Ini Alasannya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 13 Mar 2024 14:45 WIB
Ilustrasi air minum kemasan
Ilustrasi air kemasan - Foto: Getty Images/iStockphoto/Hyrma
Jakarta -

Penjualan industri minuman pada 2023 tumbuh 3,1%. Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo mengungkapkan pertumbuhan ini masih ditopang oleh kategori air mineral.

Menurutnya kontribusi air mineral terhadap industri ini mencapai 60%, disusul oleh kategori teh dalam kemasan. Ada beberapa alasan mengapa air mineral dan teh dalam kemasan cukup laku di pasaran.

"Antara 2022 dan 2023 ada pertumbuhan 3,1%, kalau kita lihat secara total. Tapi penyumbang utama pertumbuhan adalah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). Kalau kita keluarkan AMDK, pertumbuhan industri adalah minus 2,6%," katanya dalam Konferensi Pers di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Triyono berpendapat dua barang tersebut sudah menjadi bagian masyarakat Indonesia sejak lama. Belum lagi air mineral digunakan untuk olahan lainnya, misalnya minuman serbuk, sehingga kebutuhannya tinggi.

"Memang sebenarnya kalau kita lihat 2 kategori, air minum dalam kemasan dan teh secara tradisional kiat di konsumen kita. Ini terjadi karena habit. Kita lebih suka minum air dan minum teh sejak zaman dahulu, itu wajar," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Kadang ada minuman sachet juga kan, itu biasanya ditambah AMDK, jadi cukup tinggi konsumsinya karena kebutuhannya tinggi," tambahnya.

Di sisi lain, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantji Punguan Pintaria menyinggung soal kondisi Indonesia yang beriklim tropis. Kebutuhan air mineral juga mencapai 2 liter per hari.

"Kenapa masyarakat Indonesia senang beli air minum kemasan dan teh kemasan. Pertama, kita negara tropis, suhu rata-rata 32 celcius, dan kita juga disampaikan kebutuhan per harinya 2 liter air per hari minimal. Jadi kalau kita tenteng air minum setiap hari 2 liter kita bawa dalam tas terlalu berat," imbuhnya.

Kemudian banyaknya inovasi dalam minuman siap saji turut menarik perhatian. Belum lagi, kata dia, masyarakat Indonesia mulai meninggalkan aktivitas memasak air di rumah.

"Dengan adanya inovasi-inovasi yang saat ini minuman siap saji ini jadi perhatian kita jadi produk yang favorit dalam keseharian. Mungkin di rumah kita nggak ada yang masak air, semua mungkin beli air kemasan, baik itu berupa galon maupun dalam botol-botol untuk lebih praktis dikonsumsi," ujar dia.

(ily/kil)

Hide Ads