Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meninjau proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Jika beroperasi penuh, smelter ini akan menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, SGAR akan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global.
"Dengan rampungnya SGAR Phase 1 di Kabupaten Mempawah ini, posisi Indonesia di rantai pasok global akan semakin solid, sehingga mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi global ke depan," kata Hendi dalam keterangannya, Rabu (20/3/2024).
SGAR Phase 1 Mempawah merupakan bagian dari aksi korporasi Inalum dalam menciptakan ekosistem industri aluminium terintegrasi dari hulu (bijih bauksit) hingga hilir. Proyek SGAR Mempawah ini menghubungkan rantai pasokan antara mineral bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium. Nilai investasi PSN ini mencapai US$ 900,7 juta atau sekitar Rp13,5 triliun.
Proyek SGAR Phase 1 ini ditargetkan berproduksi mulai kuartal ketiga 2024 dan beroperasi dengan kapasitas penuh pada awal tahun 2025. Nantinya, smelter ini memproduksi sekitar 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.
Untuk diketahui, hilirisasi bauksit sudah mencapai tahap yang lebih advance yaitu industrialisasi yang menghasilkan produk akhir. Peningkatan nilai bauksit dari bijih dengan nilai US$ 30/ton dapat ditingkatkan menjadi alumina dengan nilai US$ 380/ton dan konversi alumina menjadi aluminium akan meningkatkan nilai tambah menjadi US$ 2200/ton.
Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk smelter aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan kapasitas 260 ribu ton per tahun. Alumina merupakan bahan utama pembuatan aluminium primer seperti ingot, alloy, billet, bar, keramik, dan produk harian lainnya.
(acd/das)