Mengintip Situasi Terkini Industri Rokok, 'Tulang Punggung' Ekonomi RI

detikcom Leaders Forum

Mengintip Situasi Terkini Industri Rokok, 'Tulang Punggung' Ekonomi RI

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 23 Mei 2024 08:00 WIB
Ilustrasi rokok
Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Industri rokok menjadi salah satu kontributor besar bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara dari Cukai Hasil Tembakau (CHT) di 2023 tembus Rp 213,48 triliun.

Jumlah tersebut di luar penerimaan pajak lainnya yang dibayarkan oleh produsen rokok. Di Indonesia ada beberapa pemain besar pada industri ini, seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Djarum, dan lainnya.

Selain menyumbang penerimaan bagi negara, sektor Industri Hasil Tembakau (IHT) tutur berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada 5,8 juta buruh yang bekerja di industri tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi ekspor, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk tembakau dan rokok pada Maret 2024 mencapai US$ 276.405.108, atau sekitar Rp 4,39 triliun (kurs Rp 15.900). Sementara impor produk yang sama bernilai US$ 76,06 juta.

Dari sisi hulu, BPS mencatat ada 15 provinsi di Indonesia yang memiliki perkebunan tembakau pada 2023. Luasan kebun tembakau mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2020.

ADVERTISEMENT

Pada 2023 luas lahan kebun tembakau tercatat sebesar 191,8 ribu hektare. Provinsi Jawa Timur menjadi lokasi perkebunan tembakau terluas yakni 90,6 ribu hektare. Kemudian Jawa Tengah, 50 ribu hektare, Nusa Tenggara Barat 34,3 ribu hektare, Jawa Barat, 8 ribu hektare, dan Aceh 2,3 ribu hektare.

Jika ditarik dari sejarahnya, tembakau yang diduga berasal dari Benua Amerika Selatan atau Amerika Utara ini dibawa masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17 oleh kolonial Barat. Industri tembakau yang cukup besar saat ini dikelola pertama kali oleh pemerintahan Belanda.

Pada tahun 1869 Nienhuijs mendirikan Deli Maatschappij, sebuah perseroan terbatas pertama yang beroperasi di Hindia Belanda dengan kantor pusatnya di Rotterdam. Dari tahun ke tahun jumlah perkebunan tembakau terus bertambah. Tercatat, dari 1 onderneming tembakau di 1864, kemudian naik dan naik hingga mencapai puncaknya pada 1891 dengan onderneming tembakau berjumlah 169.

Demikian terkenalnya komoditas tembakau Indonesia di dunia, sejak 1959 Indonesia juga telah menjalin kerja sama perdagangan dengan pasar lelang tembakau Bremen di Jerman. Tembakau Indonesia khususnya dari Sumatera menjadi primadona penggemar cerutu di Eropa.

Industri rokok turut menggerakkan roda ekonomi, menyediakan lapangan pekerjaan produksi hingga pemasaran, menghidupi petani tembakau, juga pengembangan sumber daya manusia melalui yayasan-yayasan di bawah perusahaan rokok modern.

Lalu mau dibawa kemana industri tembakau RI? detikcom akan kembali menggelar detikcom Leaders Forum dengan tema 'Arah Industri Tembakau dan Pengaturan Akses Anak'. Acara ini akan membahas seluk beluk industri rokok saat ini dengan narasumber yang kompeten yang berkaitan dengan industri ini. Jangan sampai ketinggalan.

(ily/das)

Hide Ads