Produsen mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla melaporkan margin keuntungan terendah dalam lima tahun. Perusahaan Elon Musk ini juga gagal mencapai target pendapatan Wall Street pada kuartal II-2024.
Dikutip dari Reuters, Rabu (24/7/2024), Tesla memutuskan memangkas harga mobil demi menarik permintaan pasar dan menjalankan proyek AI.
Tesla membukukan keuntungan US$ 1,5 miliar pada kuartal II-2024 dari total pendapatan US$ 25,5 miliar. Pada kuartal II-2023, Tesla menghasilkan keuntungan US$ 2,7 miliar dari total pendapatan US$ 24,9 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan menyebut pihaknya berada di jalur yang tepat untuk memproduksi kendaraan baru, termasuk model yang lebih terjangkau, pada paruh pertama 2025. Saham Tesla turun 8% dalam perdagangan kemarin.
Kuartal II-2024 penuh gejolak bagi Tesla karena Elon Musk menunda proyek pengembangan mobil baru. Ia memilih model bisnis berbiaya rendah dan berupaya menciptakan taksi tanpa pengemudi demi mendongkrak saham.
Tesla juga memberhentikan lebih dari 10% karyawannya untuk memangkas biaya operasional. Perusahaan juga menyatakan terbebani oleh biaya restrukturisasi dan peningkatan biaya operasional yang sebagian besar didorong oleh proyek kecerdasan buatan.
Dan Coatsworth, analis investasi di AJ Bell, mengatakan Tesla kini telah meleset dari target pendapatannya selama empat kuartal berturut-turut.
"Ada banyak pembicaraan tentang robotaxis, robot humanoid, dan kendaraan otonom, yang memberikan narasi menarik bagi investor namun tidak melupakan fakta bahwa ini adalah potensi di masa depan, bukan saat ini," katanya.
Sementara itu, keputusan Elon Musk mengabaikan proyek kendaraan listrik dinilai membuat perusahaan itu berada dalam kondisi sulit. Di sisi lain, Tesla juga terus bersaing dengan pabrikan mobil listrik asal China, BYD.
(ily/ara)