Penyaluran pupuk bersubsidi oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) menyentuh angka 6,7 juta ton per 30 November 2024. Angka tersebut setara 88,9% dari total kontrak penyaluran yang sebesar 7,54 juta ton.
Penyaluran tersebut mencakup 3,2 juta pupuk NPK, 3,4 juta pupuk urea, dan 40 ribu pupuk organik petragonik. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi percaya diri penyaluran pupuk bersubsidi bisa tuntas hingga 100% di akhir tahun
"Kalau berdasarkan kontrak ini sudah mencapai 88,9%, sehingga di akhir tahun 7,5 juta ton ini bisa kita pastikan akan tercapai 100%," katanya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Rahmad menyebut Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi mencapai 14,5 juta ton. Rinciannya 9,4 juta ton untuk urea dan 4,6 juta ton pupuk NPK.
"Dengan kapasitas urea sebesar 9,4 juta ton ini menjadikan Pupuk Indonesia menjadi produsen pupuk berbasis nitrogen atau pupuk urea yang terbesar di Asia Pasifik, Middle East, dan North Africa," sebutnya.
Lalu secara keuangan, sebut Rahmad, tahun 2024 Pupuk Indonesia berhasil membukukan pendapatan Rp 66 triliun. Sementara laba bersih hingga Oktober menyentuh Rp 7,5 triliun.
"Untuk tahun ini, Alhamdulillah pendapatan sudah mencapai Rp 66,9 triliun. Kemudian laba bersih sudah Rp 7,5 triliun sampai dengan Oktober kemarin," tutupnya.
(kil/kil)