Terungkap! Rencana Investasi Apple di RI Cuma Rp 3,4 T, Bukan Rp 16 T

Terungkap! Rencana Investasi Apple di RI Cuma Rp 3,4 T, Bukan Rp 16 T

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 22 Jan 2025 17:35 WIB
NEW YORK, NY - AUGUST 02:  The Apple logo is displayed in an Apple store in lower Manhattan on August 2, 2018 in New York City. On Thursday the technology company and iPhone maker became the first American public company to cross $1 trillion in value. Apple stock is up more than 20% this year.  (Photo by Spencer Platt/Getty Images)
Foto: Spencer Platt/Getty Images
Jakarta -

Apple berencana membangun pabrik di Batam untuk produksi AirTag, aksesoris iPhone dengan nilai investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,2 triliun (kurs Rp 16.200. Pabrik tersebut diperkirakan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan AirTag global dan berproduksi mulai tahun 2026.

Fasilitas produksi ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 orang. Namun, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif menyebut nilai investasi riil pabrik tersebut diperkirakan hanya US$ 200 juta atau Rp 3,24 triliun.

"Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$ 200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$ 1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan perhitungan teknokratis Kemenperin, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak dapat dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi. Nilai investasi diukur hanya dari capex, yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi.

Dengan masuknya proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam investasi oleh pihak Apple, seakan-akan melambungkan nilai investasi lebih tinggi sampai US$ 1 miliar, padahal riil nya hanya US$ 200 juta.

ADVERTISEMENT

"Jika nilai investasi Apple sebesar US$ 1 miliar itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin/teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi US$ 1 miliar, tentu akan sangat besar sekali," Febri berkomentar.

Ia memaparkan, dalam negosiasi pada tanggal 7 Januari 2025 tersebut, pihak Apple menanyakan apakah proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku masuk dalam capex. Tim negosiasi Kemenperin dengan tegas menyatakan bahwa dua variabel tersebut bukan merupakan bagian dari capex.

Menurut Febri, pengukuran capex menggunakan tiga variabel, yakni pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi produksi.

(acd/acd)

Hide Ads