Pengusaha Waswas Bahan Baku Tekstil Tambah Mahal

Pengusaha Waswas Bahan Baku Tekstil Tambah Mahal

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 08 Mei 2025 13:54 WIB
Produk tekstil impor dari China makin deras masuk ke Indonesia. Para pengusaha industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Jabar pun mengeluh karena terancam bangkrut.
Ilustrasi/Foto: Rico Bagus
Jakarta -

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mengeluhkan harga bahan baku yang bakal tambah mahal. Hal ini menyusul adanya wacana pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk Benang Partially Oriented Yarn (POY) dan Drawn Textured Yarn (DTY).

POY dan DTY sendiri merupakan bahan baku penting bagi industri tekstil berbasis poliester

Ketua Komite Tetap Kebijakan dan Regulasi Industri KADIN, Veri Anggrijono menilai 5.000 lebih produsen lokal industri TPT serta 1 juta perusahaan dengan industri mikro kecil akan mengalami kebangkrutan jika wacana BMAD itu tetap dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri Tekstil dan Produk Tekstil saat ini sedang lesu dengan gempuran produk tekstil luar negeri ditambah lagi dengan wacana kenaikan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk Benang Partially Oriented Yarn (POY) dan Drawn Textured Yarn (DTY) ini akan mematikan bagi industri TPT dalam negeri," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).

Dia melanjutkan, seharusnya pemerintah membuat kebijakan untuk BMAD POY sebesar nol persen dan BMAD untuk DTY adalah nol persen bukan malah mengenakan BMAD.

ADVERTISEMENT

"Kami memohon kepada Bapak Presiden RI Bapak Prabowo untuk membatalkan wacana kenaikan BMAD terhadap produk POY dan DTY serta membantu para industri TPT. Karena saat ini ketersediaan benang POY dan DTY dalam negeri sangat terbatas jadi para pelaku industri TPT harus mengimpor dari luar negeri," terangnya.

Ia menambahkan, benang apapun prinsipnya adalah bahan baku utama industri tekstil yang ketersediaannya harus dijamin oleh pemerintah. "Harga benang sebagai bahan baku naik dikarenakan BMAD maka akan terjadi badai PHK karena Pabrik-pabrik tekstil tidak mampu menjual kain dari benang yang tidak kompetitif akibat BMAD," katanya.

Lihat juga Video: Ini Alasan Tekstil Jadi Komoditas yang Sering Diselundupkan

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads