Buka GBN 2025, Menperin Ajak Semua Pihak Lindungi Industri Batik

Buka GBN 2025, Menperin Ajak Semua Pihak Lindungi Industri Batik

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 30 Jul 2025 13:17 WIB
Kemenperin
Foto: detikcom
Jakarta -

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak semua pihak untuk bersama-sama melindungi industri batik Indonesia. Pasalnya batik merupakan salah warisan budaya khas Indonesia.

Menurutnya, menanamkan semangat bangga terhadap batik saja belum cukup untuk melindungi industri batik. Namun rasa bangga tersebut harus direalisasikan dengan membeli berbagai produk berbahan batik.

"Orang berbangga, orang bangga belum tentu belanja. Benar kan? Bangga, bangga, bangga, tapi belum tentu belanja. Jadi yang terpenting adalah yang dibutuhkan adalah kita semua belanja buatan Indonesia termasuk batik," kata Agus saat membuka Gelar Batik Nusantara di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena apa? Karena dengan belanja itu kontribusi konkret kita untuk melestarikan ekosistem kebudayaan nasional termasuk batik, kemudian tentu juga menumbuhkan ekonomi di tingkat grassroot," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, industri tersebut harus mendapatkan perhatian lebih. Pasalnya industri batik sedang menghadapi sejumlah tantangan. Bahkan jumlah pengrajin batik cenderung mengalami penurunan.

"Menurut data Asosiasi Perajin dan Perusahaan Batik Indonesia jumlah pengrajin batik di Indonesia diperkirakan sayang datanya tahun 2020, ini sekitar 150.000 orang dan berdasarkan data selanjutnya. Setelah terjadinya COVID-19 ada penurunan kurang lebih 38.000 dari pengrajin batik nasional dan bukan hanya karena COVID-19, karena tantangan regenerasi dan peralihan profesi di luar pengrajin batik," tuturnya.

Meskipun begitu, dia mengatakan sektor tersebut tergolong banyak menyerap tenaga kerja. Bahkan industri batik mampu menyerap tenaga kerja hingga 200 ribu orang.

"Berdasarkan data Kemenperin dan laporan perusahaan, sektor batik secara direct maupun indirect itu menyerap sekitar 200.000 tenaga kerja dari total 47.000 usaha di lebih dari 101 daerah produksi batik," ungkapnya.

Selain menyerap tenaga kerja, kinerja ekspor industri batik tergolong sedang mengalami pertumbuhan. Bahkan berdasarkan data BPS Triwulan I 2025, nilai ekspor tumbuh hingga 76,2% dibandingkan periode sebelumnya.

"(Nilai ekspor) naik 76,2% dibandingkan periode sebelumnya. Jadi masih di bawah 8 juta US$ tapi naiknya 76%," ungkapnya.

Agus optimistis industri batik masih bisa terus berkembang baik baik secara domestic atau luar negeri. Apalagi saat ini, tren menggunakan batik bagi anak-anak muda masih terus berkembang.

Menurutnya, para anak muda menggunakan batik tidak hanya saat acara formal saja. Namun acara non formal juga turut menggunakan batik.

"Trend di kalangan generasi muda Indonesia menunjukkan bahwa batik kini digunakan tidak hanya untuk acara-acara formal tetapi juga sebagai bagian dari fesyen sehari-hari dan ini peluang emas yang harus kita tangkap bersama dengan inovasi desain, pendekatan pemasaran yang tepat dan juga kualitas produk yang konsisten," ungkapnya.

Terakhir, dia pun memuji penyelenggaraan pameran Gelar Batik Nusantara 2025. Menurutnya, acara tersebut bisa menjadi momentum untuk terus mempromosikan batik Indonesia.

"GBN kali ini tahun 2025 seperti yang tadi dilaporkan mengangkat batik merawit Cirebon sebagai sorotan utama batik ini telah mendapatkan status atau pengakuan produk indikasi geografis dan dikenal dengan motif halus dan detailnya yang khas," jelasnya.

Lewat pameran tersebut, Agus berharap bisa memberikan dampak positif yang besar bagi industri batik.

"Saya berharap semoga kegiatan GBN 2025 ini dapat berjalan sukses dan berdampak luas serta berkelanjutan bagi industri batik nasional," tutupnya.

Sebagai informasi tambahan, pembukaan GBN 2025 turut dihadiri oleh Istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dan Ketua Yayasan Batik Indonesia Gita Pratama.




(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads