Produsen Lokal Ungkap Food Tray Impor Tak Sesuai Standar Mutu

Produsen Lokal Ungkap Food Tray Impor Tak Sesuai Standar Mutu

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 31 Jul 2025 18:30 WIB
Sejumlah siswa menikmati makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 8 Padang, Sumatera Barat, Rabu (4/6/2025). Pemkot Padang memulai pelaksanaan program MBG tahap awal di 11 sekolah di Kota Padang dengan dukungan satu dapur utama serta tambahan tujuh dapur baru yang sedang dalam tahap persiapan dengan target bisa menjangkau lebih dari 100 sekolah di kota itu.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Ilustrasi - Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta -

Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia (Apmaki) mengungkapkan nampan makanan atau food tray untuk program makan bergizi (MBG) yang didatangkan dari luar negeri tak sesuai dengan standar kualitas material (food grade). Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Apmaki Alie Cendrawan.

Alie menerangkan pihaknya telah melakukan pengujian antara food tray yang sesuai dengan food grade dan impor. Hasilnya, food tray tersebut bukanlah food tray dengan stainless steel SUS 304 (food grade), melainkan stainless steel SUS 201 yang dapat membahayakan anak-anak.

"Sedangkan yang impor tersebut, yang mengakunya, dan dipasang di situ food trade dengan plat stainless steel 304, ternyata banyak pula itu yang hanya 201, yang mana akan membahayakan penerima manfaat, yaitu anak-anak murid," kata Alie saat konferensi pers, di Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alie menjelaskan food tray yang tak sesuai standar ini mudah berkarat sehingga dapat membahayakan anak-anak yang mengonsumsinya. Menurutnya, kasus-kasus yang belakangan ini terjadi, seperti keracunan atau sakit perut dapat dipicu dari ketidaksesuaian standar dari food tray.

ADVERTISEMENT

"Telah terjadi banyak yang penerima manfaat tiba-tiba ada sakit perut, macam-macam itu banyak akibat daripada food tray. Tadi, 3-4 jam meredistribusi terjadi kontaminasi itu bisa mengakibatkan sakit dan macam-macam," terang Alie.

Sementara itu, pengurus Apmaki Sandi menjelaskan bahan baku untuk pembuatan food tray 201 dan 304 berbeda. Menurutnya, ada selisih harga hingga Rp 10.000 untuk bahan baku pembuatan food tray dua tipe itu.

"Itu selisihnya itu Rp 10 ribu jadi kalau kita mau lihat food tray-nya, food tray-nya sama yang membedakan hanya bahan bakunya. Jadi per food tray satu set, jadi food tray berikut penutupnya, betul selisihnya jauh sekali nah, terus yang menarik ini barangnya dilihat sama, bentuknya sama, kok harganya berbeda?" ujar Sandi.

Berangkat dari situ, Sandi menerangkan pihaknya menguji coba dua tipe food tray tersebut dengan asam klorida. Hasilnya, food tray tipe 201 ini langsung berubah hitam. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan penerima makanan. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk mewajibkan menetapkan standar nasional Indonesia (SNI) pada penggunaan food tray.

"304 dan 201 kita uji pakai asam. Rupanya yang 201, harganya lebih murah tapi secara tampilan sama dia 5 detik pertama langsung hitam bayangkan. 5 detik pertama langsung hitam nanti dan bisa dibuktikan diuji masing-masing dengan asam HCL ujinya ya. Tapi yang 304 itu sama sekali tidak berubah menjadi hitam di 5 detik pertama," jelas Sandi.

"Jadi ini sangat concern ke penerima manfaat memahamkan jangka panjangnya. Itu mohon dikaji ulang karena berdampak pada kesehatan penerimaan manfaat," imbuh dia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso bicara tentang relaksasi atau pelonggaran kebijakan untuk impor food tray atau nampan makanan. Sebelumnya, disebutkan bahwa hal ini untuk mendukung program MBG.

Food tray sendiri mulanya masuk ke dalam deretan 10 komoditas yang terkena larangan dan pembatasan (lartas) berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Namun kini, aturan tersebut telah dicabut.

Budi menjelaskan, pelonggaran impor 10 komoditas tersebut, termasuk food tray dilakukan untuk mendukung kebutuhan dalam negeri, hal ini termasuk juga dengan program MBG.

"Karena kan untuk kebutuhan di dalam negeri, untuk mendukung program Makan Bergizi, dan sebagainya kan banyak dibutuhkan," ujar Budi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2025).

Lihat juga Video Anggota Komisi IX DPR Soroti Ribuan Wadah Makan Gratis Impor dari China

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads