Industri Rokok-Minuman Alkohol Sumbang Ratusan Triliun ke Negara

Industri Rokok-Minuman Alkohol Sumbang Ratusan Triliun ke Negara

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 04 Agu 2025 14:52 WIB
Ilustrasi rokok
Ilustrasi - Foto: Dok. REUTERS/Christian Hartmann/Illustration
Jakarta -

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza membeberkan sumbangan industri rokok dan minuman beralkohol bagi kas negara. Industri Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap cukai dan ekspor.

Kemenperin mencatat pada tahun 2024 total kontribusi cukai dari MMEA mencapai Rp 8,86 triliun. Sementara nilai ekspor produk tersebut tembus US$ 17,32 juta atau Rp 282 miliar (kurs Rp 16.300).

"Industri Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) merupakan sektor yang juga berkontribusi besar terhadap cukai dan ekspor, dimana tahun 2024 cukai mencapai Rp 8,86 triliun dan sebesar US$ 17,32 juta," ujar Faisol dalam pembukaan Business Matching Speciality Indonesia 2025 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (4/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk meningkatkan kualitas produk MMEA, Kemenperin telah mengeluarkan Permenperin Nomor 19 Tahun 2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Bahan Baku Minuman Beralkohol.

ADVERTISEMENT

Menurut Faisol, aturan itu memberikan peluang impor bahan baku minuman beralkohol sebagai jaminan ketersediaan bahan baku dalam negeri, perluasan inovasi dan peningkatan kualitas produk MMEA Indonesia.

"Di tingkat global, upaya promosi produk MMEA berorientasi ekspor juga terus dilakukan. Salah satunya melalui fasilitasi keikutsertaan dalam ajang SIAL Paris 2024, yang berhasil mencatatkan potensi transaksi ekspor sebesar US$ 620 ribu dengan minat dari sejumlah negara seperti Taiwan, Jerman, Inggris, Prancis, dan Rusia," beber Faisol.

Sementara itu, Faisol menyebut Industri Hasil Tembakau (IHT) merupakan sektor strategis yang memberikan kontribusi signifikan pada penerimaan negara, penyerapan tenaga kerja, serta kinerja ekspor.

"Industri ini telah menjalankan proses hilirisasi menyeluruh dengan rantai pasok terintegrasi hulu-hilir, dimana hampir seluruh produksinya menggunakan bahan baku dari dalam negeri," ujar Faisol.

Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dalam kurun waktu 2022 hingga 2025, nilai investasi sektor IHT mencapai Rp 5,2 triliun dengan penciptaan tenaga kerja langsung lebih dari 5.000 orang.

"Ekspor produk IHT juga mengalami peningkatan menjadi US$ 1,85 miliar di Tahun 2024, dengan negara tujuan ekspor utama: Filipina, Amerika Serikat, Kamboja, Singapura, dan Vietnam," sebut Faisol.

Faisol mencatat 99,65% perkebunan rakyat memproduksi tembakau 234.139 ton. Lalu 99,18% perkebunan rakyat memproduksi cengkeh 137.568 ton. Penerimaan cukai dari IHT mencapai Rp 216,9 triliun pada 2024, sementara penyerapan tenaga kerja langsung secara keseluruhan tembus 644.584 orang.

Lihat juga Video: CISDI Dorong Pemerintah Naikkan Cukai untuk Tekan Jumlah Perokok

(ily/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads