Mentan Sebut RI Kuasai CPO, Jika Setop Ekspor Dunia Bisa Geger

Mentan Sebut RI Kuasai CPO, Jika Setop Ekspor Dunia Bisa Geger

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 20 Agu 2025 19:30 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Amran Sulaiman.Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Indonesia memiliki sejumlah komoditas unggulan yang menjadi bagian dari rantai pasok penting dunia, seperti minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Jika Indonesia menghentikan ekspor CPO, dunia bisa geger.

Pandangan ini disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Menurut Amran, optimalisasi sektor pertanian RI bisa membuat Indonesia menjadi negara super power.

Menurutnya, Indonesia punya dua sektor unggulan yang punya potensi besar, antara lain pertambangan, dan pertanian itu sendiri. Salah satu komoditas yang ia garis bawahi ialah CPO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia bisa (jadi negara) super power kalau dimulai dari pertanian. Ada 2 kekuatan, tapi yang sustain adalah pertanian," kata Amran dalam Rakornas Kadin Indonesia Bidang Koperasi dan UMKM 2025 di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, Rabu (20/8/2025).

Amran mengatakan, CPO asal Indonesia menguasai dunia, bahkan menduduki posisi nomor 1. Indonesia-Malaysia menguasai setidaknya 80% pasar CPO dunia.

ADVERTISEMENT

"Kira-kira kalau kita hentikan (ekspor) satu minggu, itu geger dunia," ujar Amran.

Selain CPO, Amran juga menyinggung peran komoditas Nikel RI bagi dunia. Nikel RI juga menjadi salah satu rantai pasok utama dunia, bahkan Amran menyebut nikel RI 'menguasai' dunia.

"Nickel nomor 1 dunia, kita punya 52%. Ini kita hilirisasi jadi baterai mobil, kita membuat geger di dunia, kita bisa mengatur ini dunia," kata dia.

Indonesia juga saat ini mulai aktif dalam ekspor kelapa mentah. Amran bilang, saat ini tengah terjadi pergeseran pola pangan India, Eropa, dan China, ke komoditas kelapa sehingga kebutuhannya meningkat.

Amran merincikan, saat ini kurang lebih ekspor kelapa mentah RI menghasilkan Rp 26 triliun. Apabila komoditas ini diolah menjadi coconut milk ataupun VCO, nilainya bisa naik hingga 100 kali lipat atau 10.000%.

"Artinya apa? Kalau Rp 26 triliun yang kita ekspor sekarang kemudian kita hilirisasi itu menjadi Rp 2.600 triliun, baru kelapa. Dan itu bisa, murah pabriknya," ujar Amran.

Tonton juga video "Mendag Ungkap Akan Perluas Pasar Ekspor ke Amerika Latin-Afrika" di sini:

(shc/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads