Banjir Impor Baja di RI Terus Makan Korban, Ada Pabrikan Besar Tutup!

Banjir Impor Baja di RI Terus Makan Korban, Ada Pabrikan Besar Tutup!

Heri Purnomo - detikFinance
Jumat, 12 Sep 2025 14:32 WIB
Industri Baja
Ilustrasi/Foto: Industri Baja (Istimewa/Tata Logam)
Jakarta -

Pengusaha baja mengungkapkan industri baja nasional saat ini semakin tertekan. Hal ini terjadi lantaran semakin masifnya volume impor produk baja di Indonesia.

Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Budi Harta Winata, bahkan mengatakan sudah ada pabrik di Surabaya yang tutup imbas banjirnya produk baja dari luar negeri. Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, bakal ada satu pabrikan lagi di Bekasi yang bakal menutup pabriknya.

"Sudah ada satu pabrikan besar itu, dia tutup sejak 2025, yang di Bekasi juga sudah mau tutup katanya tuh," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengkritik tren investasi asing langsung (FDI) yang tidak banyak memberi efek berganda bagi ekonomi lokal. Hal ini berbeda-beda dengan kondisi dulu, dimana investasi yang masuk, pelaku usaha dilibatkan dalam pembuatan pabriknya.

"Artinya, dengan ada investasi dalam hal ini, kita nggak dapat kerjaan apa-apa juga. Nonton doang aja," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, jika banjir produk baja dari luar negeri tersebut terus berlangsung, maka industri baja RI nasibnya bakal seperti industri tekstil. Dimana sudah banyak pabrikan tekstil RI yang gulung tikar.

Padahal menurutnya, dua industri ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Mulai dari kontrakan, warung makan, hingga pabrik pendukung seperti kawat las dan gerinda yang ikut tutup imbas adanya produk baja dari luar negeri.

"Belum lagi di Badan Latihan Kerja (BLK) yang dibuat oleh pemerintah untuk mendidik para welder-welder. Belum lagi sekolah-sekolah STM yang memang ada jurusan pengelasan. Buat apa kita ada itu semua tapi tetap konstruksi baja impor marak masuk ke dalam negeri," katanya.

"Betapa multi efeknya itu. Tapi sekarang, semuanya, kalau tekstil saya sudah tidak bisa ngomong. Itu sudah terjadi. Nah, sebelum terjadi industri baja seperti industri tekstil, mohon pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan ini," tambahnya.

Simak juga Video 'Trump Kenakan Tarif 25 Persen untuk Impor Baja-Aluminium dari Semua Negara':
(eds/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads