Pabrik Sepatu Nike-Adidas Kabur dari Tangerang, Bos Buruh: Cari Upah Murah!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 30 Okt 2025 16:10 WIB
Foto: Herdi Alif Al Hikam
Jakarta -

Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan sejumlah perusahaan pembuat sepatu untuk merek-merek ternama internasional di Tangerang memilih memindahkan lokasi pabriknya ke wilayah dengan upah minimum rendah.

Setagai contoh, Said mengatakan ada PT Tah Sung Hung selaku produsen sepatu merek internasional Adidas yang sudah memindahkan lini produksinya ke Cirebon. Kemudian ada juga PT Long Rich yang juga memilih membuka pabrik di kawasan Cirebon.

"Tergantung nanti si partnernya-nya itu. Kalau Tah Sung, Long Rich itu mainnya Cirebon-Brebes. Victory Chingluh itu pindahnya ke Pekalongan kalau nggak salah atau Batang," kata Said Iqbal saat ditemui wartawan di Jakarta Convention Center, Kamis (30/10/2025).

Lebih lanjut Said menjelaskan labor cost atau biaya operasional karyawan di pabrik atau perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, garmen, dan sepatu bisa mencapai 30% dari total pengeluaran perusahaan secara keseluruhan. Karena hal inilah, saat upah minimum suatu wilayah sudah terlalu tinggi, tak sedikit perusahaan memilih untuk pindah lokasi.

"Pembelinya kan, istilahnya buyer, yang di Indonesia namanya user-nya, buyer-nya seperti Nike, Adidas, Puma, itu mereka kalau di teks itu Uniqlo dan H&M, mereka itu akan memberikan ke satu tempat yang cost production-nya, termasuk labor cost-nya, kompetitif tapi kualitasnya baik," terangnya.

"Nah Indonesia termasuk kategori negara yang cost production-nya belum terlalu tinggi, tapi kualitas produksinya baik. Oleh karena itu mereka, perpindahan yang di Indonesia itu, lebih kepada daerah yang upah minimumnya rendah. Mana yang sekarang berkembang? Brebes dan Cirebon," tegas Said.

Meski begitu, ia memastikan tak semua pabrik tekstil dan sepatu di Tangerang akan tutup. Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang sudah memiliki lini produksi di kawasan itu akan menutup operasional sepenuhnya.

"Sebagian masih operasi. Karena kalau mereka tutup total di Tangerang, kan daerah-daerah yang baru ini SDM-nya masih rendah dalam skill-nya. Kan kebanyakan mereka ada pekerjaan-pekerjaan tangan seperti menjahit akhir, finishing. Sehingga di Tangerang itu tetap dipertahankan. Andai di sini terjadi kerusakan yang tidak sesuai dengan standar, produksi Tangerang ini yang tetap ada ekspornya," jelasnya.

Tonton juga video "Saat Bekas Pabrik Tembakau Disulap Jadi Taman" di sini:




(igo/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork