Apa saja yang bikin Pertamina rugi Rp 11 triliun?
Pertama cashflow Pertamina turun tajam akibat penjualan yang menurun drastis. Pada Desember 2019 penjualan Pertamina mencapai 7,8 ribu KL, kemudian berangsur turun di Januari 2020 7,5 ribu KL, Februari 2020 7,1 ribu KL, Maret 2020 7 ribu KL, April 2020 6 ribu KL, Mei 2020 6,21 ribu KL dan Juni 2020 6,64 ribu KL.
Pukulan kedua adalah fluktuasi nilai tukar rupiah. Tercatat dolar AS di akhir 2019 di posisi Rp 13.900, lalu pada masa pandemi terus meroket hingga tembus Rp 16.000 lebih.
Pukulan ketiga, penurunan harga minyak mentah Indonesia atau ICP yang menjadi acuan Pertamina. Penurunan harga justru membuat Pertamina memiliki tambahan beban, sebab yang terjadi justru adanya tumpukan stok karena turunnya konsumsi BBM jenis tertentu.
(ara/ara)