Pembangunan terminal baru tersebut dibagi dalam 5 paket dengan nilai total Rp 2,075 triliun. Rinciannya paket 1 yang merupakan lahan dan jalan akses, paket 2 apron dan taxiway, paket 3 terminal, paket 4 bangunan penunjang untuk penumpang dan lanskap, kemudian paket 5 water management.
Pimpinan proyek pengembangan bandara Ahmad Yani, Toni Alam mengatakan paket 1 dan paket 2 sudah rampung 100%, sedangkan paket 3 berproses 22,3%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika sesuai dengan jadwal realisasi pembangunan, maka paket 3 akan selesai konstruksinya pada November 2018, paket 4 pada Mei 2019, sedangkan paket 5 pada Februari 2019.
Dengan progres seperti itu dan target operasional Maret 2018, maka akan dilakukan percepatan dan memenuhi minimum requirement atau syarat minimum. Syarat tersebut antara lain gedung parkir 1 lantai, terminal kargo, Masjid, gedung PKP-KP.
"Syarat minimum, 1 dari 3 garbarata harus jadi," tandas Toni.
Terminal baru itu seluas 58.652 m2 dan apron 72.522 m2 untuk 12 parking stand. Runway akan menggunakan lokasi yang sama yaitu sepanjang 2.500 x 45 meter. Gedungnya sendiri terdiri 3 lantai dan berformat Eco Airport.
"Akan bisa menampung 6 sampai 7 juta penumpang setiap tahun," tegas Toni.
Airport Operation Department Head, Agus Sina mengatakan terminal baru memang lebih luas, dan tetap bisa melayani penumpang yang semakin bertambah tiap tahunnya.
"Terminal kita (bandara lama) hanya 7.058 m2. Jauh lebih kecil dari proyek bandara baru," tandas Agus.
Agus menambahkan, jika bandara baru sepenuhnya sudah rampung, maka akan dikaji apakah terminal lama akan dimanfaatkan atau tidak. (alg/hns)