Basuki bilang, kenaikan tarif tol tahun ini tercatat lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya, yakni terakhir kali ruas-ruas tersebut mengalami penyesuaian tarif. Kisarannya hanya pada rentang Rp 500 hingga Rp 1.500, bahkan pada beberapa ruas atau jalur, tidak ada kenaikan untuk kendaraan golongan I maupun II.
"Kalau yang sekarang ini, yang sudah saya tandatangani, naiknya cuma Rp 500 sampai Rp 1.000. Karena inflasinya rendah. Ada yang golongan I malah enggak ada naik. Dan kalau pun naik cuma Rp 500 atau enggak lebih dari Rp 1.000," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kenaikan ini kan lama saya tahan. Jadi bukan hanya inflasi saja yang dinilai, tapi ada daya beli dan juga SPM," ujarnya.
Mengenai SPM yang sudah dipenuhi tapi masih macet, Basuki berpendapat hal itu bukan disebabkan oleh keteledoran operator atau badan usaha jalan tol (BUJT). Melainkan adanya kelebihan volume dari kapasitas jalan yang ada.
Untuk memfasilitasi itu, pemerintah pun akan melakukan perbaikan jalan alternatif yang bisa dilalui masyarakat tanpa harus lewat tol. Hal ini agar volume kendaraan di tol tak terus mengalami kelebihan kapasitas, yang akhirnya berujung ke penurunan layanan yang didapatkan masyarakat.
"Nanti yang masuk tol harusnya kita batasi. Kita perbaiki juga jalan alternatifnya, jalan inspeksi Kalimalang yang ke arah Karawang itu misalnya, kita perbaiki supaya orang lewat situ. Ini juga pembangunannya kita percepat," pungkasnya. (eds/dna)











































