Kepala Bidang Sistem Transportasi Non Jalan, Deputi Sistem Transportasi Multimoda Kemenko Perekonomian, Dwinanta Utama mengatakan, pembangunan kereta api bandara itu dibangun guna mendukung akses, konektivitas dan integrasi moda pendukung bandara yang akan dibangun.
"Jadi saat ini kalau untuk bandaranya kan masih pembebasan lahan. Tapi untuk kereta api bandaranya belum ada pembebasan lahan karena belum ada penlok (penetapan lokasi). Ini sekarang masih bandaranya dulu. Tapi perencanaan sedang berlangsung untuk kereta bandaranya," katanya saat ditemui pada acara Seminar Nasional di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi track-nya sudah ada sekitar 40 km. Nah yang akan dibangun itu hanya sekitar 5,4 km dari stasiun Kedundang ke terminal Bandara. Itu sekitar 5 kilometeran. Jadi jalur yang baru hanya 5 km," ucapnya.
Rencana pembangunan kereta api bandara ini memiliki dua skenario, yaitu at grade atau di darat dan elevated atau melayang. Total biaya penyelenggaraan kereta api bandara NYIA untuk skenario at grade adalah sebesar Rp 1,07 triliun sedangkan untuk skenario elevated adalah sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara kontruksinya direncanakan pada tahun 2018 hingga 2019 dan bisa beroperasi secara penuh pada tahun 2020. (eds/zlf)