Dirinya mengungkapkan, bahwa proyek ini memiliki nilai investasi yang cukup besar yakni Rp 29,9 triliun. Oleh sebab itu dia menegaskan agar proyek ini harus berjalan baik tanpa ada korupsi, pasalnya LRT Jabodebek merupakan proyek jangka panjang yang harus terjaga dengan baik.
"Ini proyek pertama yang terintegrasi sangat terbuka dan kita menghindari jangan sampai ada korupsi di sini. Dan kita buat rambu untuk tidak ada korupsi dalam proyek ini. Saya juga tidak ingin kalau nanti anak cucu saya bilang opung saya kerjaannya enggak beres', saya enggak mau seperti itu," kata Luhut dalam penandatanganan proyek LRT di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BPKP saya mohon melihat juga ini, karena saya ingin rolling stock segera diputuskan. Karena sudah lama juga, sudah satu tahun. Saya minta Januari diputuskan, sehingga target kita LRT ini bisa dilaksanakan pertengahan 2019," kata Luhut.
Tak hanya itu, dirinya juga meminta kepada pihak Adhi Karya selaku kontraktor untuk bisa bekerja dan memberikan hasil terbaik dalam proyek bernilai tinggi ini. Luhut ingin, semua pihak bisa bekerja sama untuk mensukseskan proyek buatan anak bangsa ini.
"Saya titip Adhi Karya, banyak proyek karya kita itu tidak detail dan tidak rapih. Adhi Karya akan saya lihat, saya akan lihat ke lapangan, saya akan omelin kalian kalau nggak benar kerjanya. Karena saya kan pengusaha juga, kalau kerjanya enggak bagus ada something wrong dengan kalian," kata Luhut.
"Kita masih ada 1,5 tahun untuk rampungkan ini semua, saya berharap tidak ada satupun yang bekerja tidak dalam tim. Kalau ini kita lakukan, proyek apapun yang ada di republik ini bisa kita lakukan," tutupnya.
Diketahui, PT KAI (Persero) telah mendapatkan pinjaman dari 12 lembaga keuangan sebesar Rp 19,25 triliun untuk proyek LRT Jabodebek ini. Sebanyak Rp 19,25 triliun itu digunakan untuk kredit investasi sebesar Rp 18,1 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 1,15 triliun. (ara/ara)











































