Bakal Ada Proyek LRT Rp 405 Triliun, Apa Kata Masyarakat?

Bakal Ada Proyek LRT Rp 405 Triliun, Apa Kata Masyarakat?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Sabtu, 06 Jan 2018 13:54 WIB
Foto: Luthfy Syahban/Infografis
Jakarta - PT Ratu Prabu Energi Tbk berniat membangun kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan panjang jalur 400 km. Alasan di balik rencana pembangunan LRT dengan biaya fantastis Rp 405 triliun ini karena masih rendahnya moda transportasi umum di Jakarta dengan tingkat commuter atau lalu lintas yang sangat besar menuju dan dari Ibu Kota.

Sebanyak 17 rute telah disiapkan untuk melayani warga Jakarta dan kota-kota penyanggganya seperti Bogor, Tangerang dan Depok. Berdasarkan informasi rute yang diterima, detikFinance pun mencoba menyusuri salah satu lintasan yang akan dilalui oleh LRT baru ini, yakni di jalur Otto Iskandar Dinata menuju Depok.

Di Cawang, Jakarta Timur, salah satu lokasi rute LRT Ratu Prabu, detikFinance menanyakan suara dari beberapa orang warga yang melintasi daerah ini. Sejumlah warga yang ditanyakan pendapatnya mengenai rencana dibangunnya LRT baru ini pun menyambut antusias hal ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


[Gambas:Video 20detik]


Dini misalnya, wanita asal Bogor ini mengaku senang jika ada lebih banyak moda transportasi umum bagi warga kota Bogor. Pasalnya, belum banyak moda transportasi umum yang bisa digunakan warga Bogor untuk bepergian ke Jakarta.

Sehingga jika dilihat dari sisi bisnisnya, dia meyakini akan ada begitu banyak permintaan akan moda transportasi ini nantinya. Terlebih jika dilihat dari lalu lintas KRL Jabodetabek, angka penumpang paling besar tercatat dari lintasan Jakarta-Bogor yang mencapai 600 ribu commuter per harinya.

"Buat saat ini moda transportasi yang terbaik bagi warga Bogor untuk menuju Jakarta dan Detabek hanya KRL. Maka, adanya LRT nanti bisa menambah opsi baru. Saya rasa orang Bogor enggak dikasih banyak pilihan transportasi umum yang baik selama ini. Jadi LRT ini sangat ditunggu kehadirannya," katanya kepada detikFinance saat ditemui di Jakarta, Sabtu (6/1/2018).


Sementara itu, Imaniar, salah seorang warga Ibu Kota yang bertempat tinggal di daerah Jakarta Selatan menginginkan agar harga tiket LRT ini nantinya tidak mahal alias bersaing dengan moda transportasi lainnya.

"Ya senang saja kalau dibangun transportasi baru. Tapi jangan mahal-mahal. Standar harganya, kayak Busway," tutur dia.

Begitu pula Rina. Dia senang ada lebih banyak moda transportasi umum baru di Jakarta.

"Dari Otista ke Depok, ya mungkin lebih ringan juga. Ibaratnya ini kan sering macet jalurnya, jadi lebih bagus harusnya," ujar dia.

Sedangkan Ismi, ingin harga tiket LRT nantinya bisa di angka Rp 5 hingga 6 ribu. Tarif itu lebih murah dari harga perjalanan menggunakan angkot dari Depok ke Otista, namun sedikit lebih mahal dibanding menggunakan Busway.


"Setuju dibangun. Karena mempercepat jalur transportasinya. Kalau dari Depok sih, ongkosnya jangan terlalu mahal. Kalau naik angkot biasa, Depok-Otista enggak sampai Rp 10 ribu kayaknya. Kalau busway kan Rp 3.500. Mungkin bisa Rp 5-6 ribuan," ungkapnya.

Sementara itu, Rachmat Jayadi berpendapat, sebelum nanti akhirnya dibangun, dia berharap pra sarana transportasi di Jakarta bisa diperbaiki terlebih dahulu. Terutama trotoar dan pra sarana umum lainnya seperti jembatan penyeberangan orang.

"Memang bagus sih. Cuma lebih bagus lagi pra sarana umumnya diperbaiki dulu, dibagusin dulu. Kaya angkot ngetem, penyeberangan, sarana orang pejalan kaki. Sebelum dibangun yang baru, yang lama ditata dulu, baru bikin yang baru," pungkasnya. (eds/hns)

Hide Ads