Bur Maras menjelaskan, memang pada tahap awal yang menginisiasi proyek LRT sepanjang 400 km itu PT Ratu Prabu. Namun nanti akan diteruskan oleh anak usahanya.
"Jadi memang pada saat proses negosiasi ini induknya dulu," terangnya di Gedung Ratu Prabu 1, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara feasibility study selesai 2 bulan yang lalu. Itu prosesnya 1,5 tahun yang dilakukan oleh Bechtel Corporation, itu perusahaan ternama dari AS," terangnya.
Saat ini pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Kementerian Perhubungan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya dirinya akan melakukan pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
"Kami belum dapat (izin) dari pemerintah. Kalau secara verbal mereka menerima, tapi saya butuh tertulisnya. Seperti Wagub (DKI Jakarta), dia tidak mau kasih kalau belum ada dari Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan juga enggak mau kasih kalau belum dari Kemenko Maritim. Makanya kita mau ketemu pak Luhut," terangnya.
Jika izin sudah dikantongi, kata Bur Maras, pihaknya akan mulai mencari pendanaan. Meskipun menurutnya dari 3 perbankan asal Jepang, China dan Korea Selatan, perbankan dari China sudah menyatakan minatnya.
"Sebenarnya tiga-tiganya sangat antusias, kita lagi bicara dengan mereka, tiba-tiba China membalas secara tertulis kami sanggup. Karena dia takut keduluan sama Jepang. Itu bank ekspor impor," tambahnya.
Setelah itu pihaknya akan membentuk perusahaan konsorsium dengan pihak-pihak terkait lainnya. Nah saat itu, kata Bur, yang akan tergabung di dalamnya adalah PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI).
"Jadi ujungnya tetap Ratu Prabu Energi," tegasnya.
Sebelumnya, manajemen ARTI mengeluarkan keterbukaan informasi mengenai proyek tersebut. Perseroan menegaskan bahwa yang akan menggarap proyek tersebut adalah sang induk yakni PT Ratu Prabu.
"PT Ratu Prabu Energi Tbk tidak memiliki kaitan dengan proyek LRT. Pengembangan proyek LRT akan dilakukan oleh PT Ratu Prabu selaku pemegang saham PT Ratu Prabu Energi Tbk," demikan kutipan keterangan tertulis perseroan dilansir dari keterbukaan informasi BEI.
Manajemen juga menegaskan bahwa tidak ada informasi penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. (ang/ang)