Bangun Trans Papua, Pemerintah Kesulitan Suplai Batu

Bangun Trans Papua, Pemerintah Kesulitan Suplai Batu

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 25 Jan 2018 15:15 WIB
Foto: Pool/BP Jalan Nasional XVII Papua Barat.
Jakarta - Pembangunan jalan Trans Papua menjadi salah satu janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla membangun dari pinggiran untuk pemerataan dan keadilan pembangunan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pada akhir tahun 2019, jalan Trans Papua sepanjang 4.330 km dari Provinsi Papua Barat hingga Provinsi Papua bisa tembus seluruhnya.

Namun dalam membangun jalan ini, ada tantangan yang dihadapi dalam suplai material batu yang menjadi kebutuhan. Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan kebutuhan batu tersebut harus didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah sehingga percepatan waktu logistik sulit dilakukan.

[Gambas:Video 20detik]


"Pada segmen IX yaitu ruas Merauke-Tanah Merah-Waropko-Oksibil tantangannya adalah ketiadaan batu-batuan. Oleh karenanya batu-batuan harus didatangkan dari Kota Palu atau menggunakan campuran tanah dan semen (soil cement)," katanya dalam keterangan tertulis seperti dikutip Kamis (25/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan lainnya dalam pembangunan jalan di Papua adalah kondisi cuaca dan alamnya yang masih berupa hutan dengan kondisi geografi cukup berat hampir pada semua segmen.

Pengerjaan jalan di ruas Merauke-Tanah Merah-Waropko-Oksibil tersebut juga belum melibatkan TNI karena dari sisi keamanan masih relatif kondusif.

[Gambas:Video 20detik]


Adapun pada tahun 2018, akan di tangani sepanjang 197,91 km jalan Trans Papua dan sisa sepanjang 155,79 km yang akan diselesaikan Tahun 2019, sesuai dengan rencana kerja tahunan.

Salah satu ruas jalan di pegunungan yang berusaha ditembus yakni ruas Enarotali-Sugapa sepanjang 110 km yang menghubungkan Kabupaten Paniai dengan Kabupaten Intan Jaya. Ruas jalan ini merupakan bagian Trans Papua Segmen III Enarotali-Sugapa-Ilaga-Mulia-Wamena.

Segmen III Trans Papua ruas Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena nantinya akan tersambung jalan di kawasan pegunungan Papua lainnya yakni ruas Wamena-Habema-Kenyam-Mumugu yang kini tengah dikerjakan oleh Kementerian PUPR bekerjasama dengan Zeni TNI AD.

Untuk penanganan ruas Jalan Enarotali-Sugapa berlanjut sepanjang 15,51 km melalui 2 paket pekerjaan kontraktual yakni Paket Enarotali-Sugapa I sepanjang 7,78 km dengan biaya mencapai Rp 58,33 miliar dan Enarotali-Sugapa II sepanjang 7,73 km dengan biaya sebesar Rp 57,97 miliar. Sisanya, sepanjang 9,16 km akan ditangani pada tahun anggaran 2019.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini masyarakat sudah mulai merasakan manfaat keberadaan Jalan Trans Papua dan Jalan Perbatasan Papua. Meskipun kendaraan yang melintas masih sedikit, namun penduduk yang sebelumnya berjalan kaki melalui medan yang sulit dan memakan waktu lama, kini jalur tersebut lebih mudah dilewati dan memangkas waktu perjalanan.


"Pembangunan Jalan Trans Papua terus dilanjutkan dan ditargetkan tahun 2019 bisa tersambung seluruhnya," ungkapnya.

Sebagai informasi, hingga akhir 2017, Jalan Trans Papua yang belum tembus sepanjang 353,7 km. Sementara panjang jalan yang sudah dibuka sepanjang 2017 adalah 85,33 km.

Sementara untuk jalan perbatasan di Papua, BBPJN XVIII pada tahun 2017 telah menyelesaikan perbaikan beberapa titik kerusakan pada ruas Oksibil hingga Merauke yang memiliki panjang jalan 688 km.

Beberapa titik yang sebelumnya berupa tanah dan sulit dilintasi saat musim hujan, seperti ruas Waropko-Mindiptana, Mindiptana-Tanah Merah, Tanah Merah-Getentiri, Getentiri-Batas Kab. Merauke/Boven Digul, Batas Kab. Merauke/Boven Digul-Muting, kini sudah beraspal. (eds/ang)

Hide Ads