Pinjaman Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Tak Kunjung Cair, Kenapa?

Pinjaman Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Tak Kunjung Cair, Kenapa?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 30 Jan 2018 15:42 WIB
Foto: Wisma Putra
Jakarta - Dana pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) dari China Development Bank (CDB) belum cair. Lantas, kenapa dana pinjaman itu tak kunjung cair?

"Ada progres, masih perlu kelengkapan dokumen-dokumen lain termasuk RUPS KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) dan dari PSBI (PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia)," terang Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (30/1/2018).


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kedua konsorsium itu sendiri akan dilakukan minggu ini. Dengan demikian, dia tidak menutup peluang pencairan pinjaman bakal rampung pada minggu depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insya Allah bisa. Tapi kan perlu proses. Seluruh dokumen disampaikan dulu ke CDB, diverifikasi baru dicairkan," kata Bambang.


Seperti diketahui, Kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan biaya US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 78,6 triliun oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.

KCIC sebagai badan usaha perkeretaapian yang menjadi pengusaha proyek ini, 60% sahamnya dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% sisanya dikuasai China Railway International (CRI). PSBI merupakan konsorsium 4 BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.


Mayoritas pembiayaan proyek akan dikucurkan lewat pinjaman dari Bank Pembangunan China (CDB), sementara empat perusahaan pelat merah lain dilibatkan buat menyediakan pembebasan lahan proyek.

Rencananya struktur pembiayaan proyek KA cepat terdiri dari pinjaman CDB sebesar Rp 50,8 triliun, atau 75% dari total dana proyek. Sementara sisanya 25% berasal dari modal perusahaan gabungan BUMN Indonesia dan China yakni PT KCIC.

(eds/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads