Insinyur Soroti Maraknya Kecelakaan Konstruksi di RI

Insinyur Soroti Maraknya Kecelakaan Konstruksi di RI

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Jumat, 16 Feb 2018 12:30 WIB
Ilustrasi Ambruk (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta - Maraknya kecelakaan di proyek infrastruktur akhir-akhir ini mendapat perhatian serius dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Pasalnya, kecelakaan tersebut tidak hanya menyebabkan kerugian material akibat kerusakan alat kerja dan menghambat proses penyelesaian pembangunan proyek.

Namun memakan korban luka bahkan meninggal dunia. Hal ini menjadi preseden buruk dalam ranah keinsinyuran tanah air.

Salah satu upaya PII dalam meningkatkan profesionalitas insinyur dalam pembangunan infrastruktur adalah meluncurkan buku berjudul Karya Keinsinyuran Indonesia 2007-2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku ini menyajikan spesifikasi-spesifikasi teknis dari berbagai karya insinyur Indonesia, inovasi, kendala-kendala dan tantangan yang dihadapi pada saat membangun, sampai solusi-solusi uniknya.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Hermanto Dardak menuturkan, buku tersebut berisi 26 karya terbaik insinyur Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir yang diseleksi secara ketat.

"Buku ini bisa menjadi bahan rujukan, ditulis secara sederhana dan mudah dipahami termasuk oleh generasi muda saat ini, sehingga mereka tertarik untuk menekuni bidang ini," tuturnya, Jumat (16/2/2018).

Peluncuran buku ini juga sebagai bentuk apresiasi dari PII kepada insinyur Indonesia yang sudah bekerja keras dalam melahirkan karya-karya bermanfaat bagi kemajuan pembangunan.

Menurut Hermanto, PII memiliki tugas untuk memastikan semua karya keinsinyuran aman dan bisa melindungi masyarakat.

Sebagai organisasi, PII memfasilitasi anggota untuk lebih produktif dan mampu menguasai teknologi terkini, yang memberikan kemaslahatan bagi masyaratat.

"PII harus berkontribusi dalam pembangunan nasional," ungkapnya.

Menyikapi kecelakaan dalam proyek infrastruktur yang marak saat ini, Hermanto menekankan pentingnya zero accsident.

Proses yang rawan dalam konstruksi bangunan adalah mengangkat dan memasang beton yang membutuhkan tingkat presisi sangat tinggi.

"Tenaga yang menangani proses erection dan lifting ini harus benar-benar memiliki kompetensi untuk meminimalisasi kegagalan konstruksi," kata dia.

Hermanto menambahkan, tidak hanya proses pembangunan yang harus diperhatikan, bangunan yang lama juga patut mendapat penanganan dari tenaga profesional untuk mencegah kegagalan bangunan.

"Jadi harus ada insinyur yang menangani khusus bangunan yang sudah jadi atau bangunan lama," imbuhnya

Hal senada diutarakan Wakil Ketua Umum PPI Heru Dewanto yang menilai, maraknya keceakaan dalam proses pembangunan infrastruktur bisa berdampak buruk terhadap citra atau reputasi insinyur Indonesia.

"Akibat kecelakaan ini jangan sampai menimbulkan kecemasan di masyarakat yang menggunakan infrastruktur," ujarnya.

Menurut Heru, kurang dari satu tahun terakhir ini sudah terjadi 15 kasus kecelakaan dalam proyek infrastruktur. Maklum, secara volume memang meningkat pesat dari sebelumnya.

"Tidak hanya meningkat dari sisi volume tapi kecepatan pembangunan. Ini tentu membutuhkan dukungan tidak hanya dari tenaga insinyur profesional tapi semua pihak untuk merespon hal itu," katanya.

Dalam hal ini, terkait proses pembangunan infrastruktur membutuhkan kelengkapan-kelengkapan, regulasi, standar-standar, peralatan yang memadai, dan sumber daya manusia yang andal di bidangnya.

Jika disimak dan dibedah lebih lanjut, Heru memaparkan, kecelakaan dalam proyek infrastruktur bisa akibat dari kegagalan struktur, kegagalan pemanfaatan atau kerusakan infrastruktur, dan kegagalan teknik atau prosedur.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini pada pelaksaaan pembangunan karena ada prosedur yang salah atau diabaikan.

"PII turut prihatin sekaligus bersimpati atas musibah dalam proses konstruksi infrastruktur ini. Kami juga berusaha mencari solusi agar kejadian serupa tidak teruang lagi," janji Heru.

Dalam buku Karya Keinsinyuran Indonesia 2007-2017, berbagai proyek infrastruktur yang dikerjakan para insinyur Indonesia dikupas dari berbagai aspek, sehingga diharapkan dapat menambah wawasan insinyur profesional, bahkan menjadi inspirasi.

Salah satu di antaranya adalah PLTU Cirebon Power 1x660 MW yang menjadi pelopor penggunaan teknologi batubara bersih di Indonesia. Pembangkit listrik ini mengaplikasikan teknologi super critical dengan efisiensi tinggi yang dapat menekan emisi, serta dilengkapi berbagai fasilitas canggih yang mendukung kelestarian lingkungan.

Cirebon Power saat ini juga tengah membangun PLTU Unit II berkapasitas 1000 MW dengan teknologi ultra super critical. (dna/dna)

Hide Ads