Hingga kini pinjaman itu tak kunjung cair. Belakangan ada kabar pinjaman itu akan cair Maret.
Lantas, kenapa pencairan pinjaman itu tersendat? Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, mengatakan ada persoalan teknis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuma, Luhut enggan menjelaskan masalah teknis apa yang terjadi.
"Dia (CDB) bilang lagi ada masalah dan akan secara cair danannya. Iya ada lah tentang teknis," jelas Luhut usai bertemu Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Rabu (28/2/2018).
Walaupun belum ada pencairan pinjaman, Luhut memastikan proyek kereta cepat tetap jalan. Pemerintah tidak akan membiarkan proyek ini berhenti di tengah jalan.
"Tetap kita jalan, kalau ada penundaan kita melakukan evaluasi teknis dengan angka- angkanya dari pihak Indonesia ya sehingga kita nggak mau nanti kereta api ini berhenti di tengah jalan," kata Luhut.
Dia menambahkan, rencana pengembangan jalur kereta cepat JKT-BDG ke Bandara Kertajati akan dikaji lebih lanjut oleh pihak China.
"Iya itu yang lagi studi mereka sih, ya kalau saya sih senang saja, tapi kita nggak mau angkanya semahal yang sekarang," terang Luhut.
Sebagai informasi, nilai proyek kereta cepat JKT-BDG membengkak menjadi US$ 6,071 miliar atau sekitar Rp 81,96 triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.500). Sebelumnya, nilai proyek ini dihitung sebesar US$ 5,988 miliar. (hns/hns)











































