Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan pulau Jawa dan Sumatera tercatat sebagai konsumen semen terbesar di dalam negeri dengan pertumbuhan konsumsi terbesar pada tahun 2017.
"Pertumbuhan permintaan di Jawa mencapai 12,3 persen dan Sumatera 4,9 persen yoy di tahun 2017, sementara itu pertumbuhan semen permintaan di Indonesia bagian timur masih stagnan," kata Widodo disela-sela kegiatan ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) ke 25 di Hotel Trans Luxury, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Rabu (4/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otomatis kalau distribusinya lancar ya harganya turun, apalagi kalau kalau dapat subsidi dari pemerintah. Karena semen barang berat ongkosnya tinggi, beda dengan barang elektronik. Jadi kalau ada Trans Papua, ongkos distribusi akan menurun," tutur dia.
Ia berharap keberadaan infrastruktur yang memadai di wilayah Papua bisa berdampak terhadap peningkatan permintaan semen. Apalagi, sambung dia, produksi semen yang ada saat ini sangat cukup untuk mengcover kebutuhan dalam negeri.
"(Kebutuhan Papua) 1,2 juta ton, kapasitas 100 juta ton, don't worry Papua nggak akan kekurangan semen. Apalagi sekarang harganya hanya Rp 70.000/ sak beda Rp 5 ribu - Rp 10 ribu dengan Jawa," kata Widodo. (zlf/zlf)











































