Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Sumsel Kementerian Perhubungan Suranto mengatakan, kereta ringan pertama di Sumatera Selatan ini bisa menyelesaikan satu kali perjalanan sepanjang 23 km kurang dari 50 menit. Satu kali perjalanan, yaitu dari Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring.
"Sekitar 30-45 menit (waktu tempuh 23 km)," kata Suranto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan proyek ini ditugaskan kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan sebagai pelaksana pembangunan prasarana LRT. Lalu sebagai operator LRT Palembang adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Adapun, pekerjaan pembangunan LRT Palembang dengan nilai investasi Rp 10,9 triliun ini memiliki panjang kurang lebih 23 kilometer (km) dilengkapi 13 stasiun, 1 depo, dan 9 gardu listrik dengan menggunakan lebar jalur rel 1067 milimeter (mm) dan third rail electricity 750 VCD yang dimulai sejak Oktober 2015.
Sebanyak 13 stasiun itu adalah stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Asrama Haji, Telkom, RSUD, Polda, Demang, Palembang Icon, Dishub, Cinde, Ampera, Polresta, Jakabaring, dan OPI.
Selain itu, pembangunan LRT Palembang juga merupakan amanah dari Perpres Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan.
Kepala Proyek LRT Palembang Mashudi Jauhar dikonfirmasi terpisah mengatakan waktu tempuh dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Jakabaring menggunakan kendaraan biasa membutuhkan waktu 1,5 jam. Dengan adanya LRT, maka waktu tempuh jauh lebih cepat.
"Saat ini naik kendaraan bisa 1,5 jam ke Jakabaring," kata Mashudi. (ara/ara)