Namun, pembangunannya yang menelan biaya Rp 10,9 triliun dianggap sebagai pemborosan uang negara karena menggunakan dana APBN murni.
Kementerian Perhubungan menganggap pembangunan kereta ringan di Palembang bukan suatu pemborosan. Pasalnya, banyak manfaat yang dihasilkan usai dioperasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Sumsel Kementerian Perhubungan Suranto mengatakan manfaat yang bisa dirasakan adalah tidak akan terkena macet menuju tempat tujuan.
"Kalau dari kami bukan pemborosan karena manfaat ekonomi bagi masyarakatnya besar, dari mulai pengurangan kemacetan," kata Suranto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Suranto menjelaskan, manfaat ekonomi dari pengurangan kemacetan buat masyarakat Sumatera Selatan bisa menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih sedikit.
"Pengurangan pemborosan BBM akibat kemacetan, ramah lingkungan, waktu tempuh jadi lebih singkat," jelas dia.
Tidak hanya itu, pembangungan LRT Palembang juga bisa menurunkan angka kecelakaan di jalan raya. Selanjutnya, kereta ringan ini merupakan karya anak bangsa yang bisa dibanggakan.
"Masih banyak lagi keuntungan yang dapat dirasakan masyarakat," papar dia. (ara/ara)