PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC punya strategi sendiri menanggulangi masalah dwelling time ini yakni dengan menyediakan buffer area alias kantung parkir. Keberadaan fasilitas ini sangat membantu mengurangi kemacetan di area Pelabuhan Tanjung Priok.
Selain efisiensi waktu, buffer area ternyata juga menghemat bahan bakar minyak (BBM) hingga lima liter per kedatangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjutnya, fasilitas yang disediakan di buffer area cukup nyaman untuk beristirahat sambil menunggu panggilan bongkar muat di terminal-terminal Pelabuhan Tanjung Priok.
Hal sama dikatakan Diki (36). Menurut supir kontainer dari Cengkareng, keberadaan buffer area ini selain membuat tertib juga membuat aman para supir.
"Enggak perlu kucing-kucingan lagi untuk menunggu antrean ke terminal bongkar muat," tegasnya.
Dia menjelaskan, sebelum ada buffer area, untuk masuk ke dalam terminal, truk-truk kontainer banyak yang mengantre di luar maupun di dalam area pelabuhan. Truk banyak yang parkir di pinggir-pinggir jalan, dan ini yang membuat kemacetan.
"Ini sulit, kami terpaksa mengantre dan memarkir kendaraan di pinggir jalan karena tidak ada tempat untuk menunggu. Sekarang sudah ada tempat dan aman," ujarnya.
Dulu, kata dia, kalau menunggu antrean di luar pelabuhan banyak pungutan liar (pungli), sementara kalau menunggu di dalam area pelabuhan, kerap diusir petugas.
"Sekarang ada tempat yang aman dan nyaman. Sayangnya, di lokasi itu tidak ada kantin. Harusnya disediakan kantin jadi tidak sudah mencari makanan," imbuhnya.
Di tempat terpisah, Direktur Operasional dan Sistem Informasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC, Prasetyadi, membenarkan bahwa keberadaan buffer area menghemat waktu, cost dan membuat rapi pelabuhan.
Truk kontainer tak perlu lagi parkir sembarangan di pinggir jalan, termasuk di dalam area pelabuhan.
Dampak positif lainnya adalah akan mempercepat lalu lintas sebelum mereka masuk ke terminal, sehingga lebih produktif dan lebih efisien.
"Dari sisi kelancaran traffic lebih bagus. Biasanya mereka harus antre dua hingga tiga jam sebelum menuju terminal. Sekarang bisa menghemat waktu tunggu hingga 50 persen. Akan kita tingkatkan terus hingga bisa menghemat waktu sampai 70%," paparnya.
Untuk pengembangan ke depan, katanya, IPC akan membangun lagi buffer area di bagian timur pelabuhan.
"Buffer area di bagian timur ini nantinya lebih besar dari yang ada di bagian barat ini. Luas buffer area yang ada saat ini baru dua hektar dan akan berkembang lagi tahun depan menjadi empat hektar. Sementara di timur akan dibuat lebih besar kemungkinan sekitar enam hektar, jadi kapasitasnya bisa tiga kali lipat lebih besar," ujar Prasetyadi.
Dia menjelaskan, alasan luas buffer area di bagian timur lebih besar karena hampir 70% pergerakan truk itu dari arah timur Jakarta. Jadi kapasitas yang di timur diperbesar, dengan mengintregasikan traffic management dalam Pelabuhan Tanjung Priok.
"Targetnya buffer area di bagian timur sudah bisa dipakai tahun depan, jadi semua truk yang mengantre bongkar muat bisa berada di baffer area," ujarnya.
Prasetyadi menjelaskan, buffer area yang ada saat bisa menampung sekitar 1.200 truk per hari. Jika ditotal dari jumlah truk yang masuk, memang luasnya masih kurang. Oleh karena itu, pengembangan selanjutnya akan dibangun di daerah sekitar Kalibaru.
"Pengoperasiannya dirancang terintegrasi dalam satu traffic management," jelasnya. (/)