Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, groundbreaking mundur karena gagal tender pada paket receiving substation (RSS) atau gardu listrik. Paket ini adalah satu-satunya yang ditawarkan ke kontraktor lokal.
Silvia menerangkan, mulanya ada lima kontraktor yang mendaftar paket tersebut. Namun, yang benar-benar mengajukan hanya satu kontraktor. Satu kontraktor itu gagal karena tidak lolos proses evaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 3% Lagi MRT Lebak Bulus-Bundaran HI Rampung |
"Kontraktor mulai kerja Desember, peralatan banyak nggak ada di sini, ada yang dikontrak ke proyek lain, ada di negara lain," ujar Silvia di Wisma Nusantara Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Atas kejadian tersebut, Silvia mengatakan, lelang diulang dan penetapan pemenang ditarget selesai Desember. Selanjutnya, groundbreaking ditargetkan berlangsung Januari 2019.
"Target kita sekarang bulan Desember itu bisa surat penunjukan pemenang bisa dikeluarkan lanjut tanda tangan kontrak. Kalau itu terjadi, bulan Januari sudah bisa groundbreaking," ungkapnya.
Baca juga: Apa Kepanjangan MRT? Ini Jawaban yang Benar |
"Berarti kontraktor harus membawa peralatan ke lokasi dan mulai pekerjaan," tambahnya.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menambahkan, groundbreaking memang mundur sedikit. Terpenting, kata dia, proses pembangunan MRT berjalan dengan benar.
"Desember-Januari tahunnya beda tapi Desember-Januari sebulan, yang ingin kita pastikan governance prosesnya benar. Itu yang dari awal MRT pastikan," tutupnya. (zlf/zlf)











































