"Ada potensi pengembangan, misalnya di wilayah Jawa Tengah dari Semarang Tawang-Alastua-Gubug-Gambringan-Kradenan-Cepu itu jalur aktif. Lalu mulai Cepu-Blora-Rembang-Kudus-Demak- Semarang Tawang, ini jalur non aktif," kata dia kepada detikFinance, Kamis (13/12/2018).
Ia menjelaskan, untuk reaktivasi di daerah lain masih memungkinkan terutama jalur di Jawa Tengah tadi. Namun hal tersebut masih terkendala beberapa jalur yang sebagian rutenya tidak aktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, meski KAI memiliki rencana reaktivasi, namun kebijakan soal penghidupan jalur kereta merupakan kebijakan pemerintah.
Jika pemerintah sudah ada keputusan soal aktivasi jalur, pihaknya siap untuk mengeksekusi alias mengaktifasi jalur yang di tugaskan pemerintah untuk dihidupkan kembali.
"Untuk reaktivasi jalur atau pembangunan infrastruktur itu domainnya pemerintah atau Ditjen Kereta Api Kemenhub. KAI sangat siap operasionalnya termasuk penyediaan sarana keretanya," jelas dia.
Sebagai informasi, langkah reaktivasi ini merupakan strategi pemerintah untuk menambah pilihan transportasi alternatif pada masyarakat. Seperti jaringan yang sudah aktif saat ini Joglosemarkerto. Kereta ini memiliki rute berputar ke seluruh kawasan di Jawa Tengah, dengan rute relasi Semarang-Solo-Yogyakarta-Kroya-Purwokerto-Tegal sampai Pekalongan, dari rute ini KA Joglosemarkerto memiliki 20 pemberhentian.
Perjalanan dimulai dari Stasiun Purwokerto, menuju ke Stasiun Bumiayu, Stasiun Slawi, Stasiun Tegal, Stasiun Pemalang, Stasiun Pekalongan, Stasiun Waleri, Stasiun Semarang, Stasiun Brumbung, Stasiun Kedungjati, Stasiun Telawa, Stasiun Solo, Stasiun Klaten, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Wates, Stasiun Kutoardjo, Stasiun Kebumen, Stasiun Gombong, Stasiun Kroya, hingga akhirnya sampai lagi ke Purwokerto. (dna/dna)