Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian PUPR Lolly Martina menjelaskan tujuan dari pendirian Politeknik ini ialah untuk menghasilkan tenaga kerja konstruksi yang kompeten.
Nantinya, materi pembelajaran yang diberikan dalam perguruan tinggi ini akan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, Politeknik ini akan memiliki tiga program studi yakni Konstruksi Gedung, Struktur Bangunan Air, dan Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan. Targetnya pada tahun ajaran baru 2019, Politeknik itu sudah bisa membuka penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan gedung kampus akan menggunakan fasilitas Balai Kementerian PUPR di Semarang.
Sementara itu Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Risetdikti) Muhammad Nasir menjelaskan pendirian Politeknik ini penting untuk bisa menghasilkan tenaga kerja unggulan di Indonesia.
Baca juga: Flyover Rawabuaya Ditutup 14 Hari |
"Ini karena menjadi sangat penting mensupply tenaga kerja di Indonesia dengan baik. Dalam Politeknik keunggulan selama ini selalu dosen syaratnya harus S2," ujarnya.
"Saya sudah keluarkan kebijakan kalau Politeknik 50% dari akademik 50% dari industri. Kalau industri bisa dari para birokrat maupun BUMN Karya walaupun dalam UU guru dan dosen harus S2-S3 tapi dalam hal ini kami terapkan Perpres 2013 tentang kualifikasi kerja," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam mengembangkan Politeknik ini agar bisa mencetak lulusan-lulusan berkualitas.
"Kami dalam mendesain ini kerja sama dengan IHE Delft yang dulu pernah kerja sama dengan PU menghasilkan diploma engineer. Itu kami desain kurikulumnya dengan Belanda kami juga sudah dengan Jepang," ujarnya.
"Ini kita harapkan, kita bikin yang enggak biasa. Walaupun bidang studinya sama gedung jalan air tapi isinya sesuai dengan kebutuhan kekinian. Dengan begitu kita harap bisa kita sediakan SDM yang berkualitas harus ditingkatkan," sambungnya.