Beberapa titik jalan tanah ini rawan rusak. Karena rawan rusak, maka kendaraan yang melintas bisa terjebak saat jalan benar-benar mengalami kerusakan.
Kepala Balai Pelaksanaan jalan Nasional XVIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Osman Harianto Marbun menerangkan, warga memilih Trans Papua karena mampu menekan biaya logistik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, selama ini masyarakat mengirim barang dari Jayapura ke Wamena menggunakan pesawat. Secara kasar, biaya logistik menggunakan pesawat sebesar Rp 13.000 per kg.
Sementara, dengan menggunakan akses darat biayanya bisa terpangkas hingga separuhnya.
"Selama ini pakai pesawat, biaya 1 kg per pesawat Rp 13.000 jadi sekarang mereka angkut 3,5 ton per kendaraan itu, biayanya Rp 21 juta, jadi rata-rata Rp 6.000-7.000 per kg itu menghemat Rp 6.000 per kg dengan jalan darat," terangnya.
Dia bilang, sebenarnya jalan yang dalam proses pembangunan itu ditutup. Namun, karena warga tetap berniat melintasi jalan maka dibuka seminggu sekali.
"Akhirnya kami buka satu kali seminggu, tiap hari Minggu kita buka, mereka udah pada antre tempat kita kerja, tiap hari minggu. Kemudian semakin banyak kendaraan yang lewat, dan berbagai jenis tidak terbatas lagi muatan yang dibawa," tutupnya.
(fdl/fdl)