Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto mengatakan, total progres proyek LRT Jabodebek hingga saat ini sudah mencapai 56%. Jika dilihat per segmen progresnya Cibubur-Cawang sudah 75%, Cawang-Bekasi Timur sudah 50%, dan Cawang-Dukuh Atas 43%.
"Jadi sudah semakin cepat karena kami sudah mulai kerjakan non sipil," tuturnya dalam acara Blak-blakan bersama detiikFinance pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan untuk ruas Cibubur-Cawang progresnya jauh lebih tinggi lantaran pembangunannya tidak perlu melakukan pembebasan lahan. Sebab kebanyakan berada di ruas jalan tol.
"Kemudian dari Cawang ke Bekasi Timur ada beberapa tempat yang harus dibebaskan. Ini yang paling besar untuk dibebaskan di wilayah Depo. Itu jadi bagian penting untuk pengoperasian LRT," tuturnya.
Pembangunan Depo LRT di Bekasi Timur sendiri membutuhkan lahan sekitar 10 hektare. Hingga saat ini proses pembebasan lahan masih belum selesai. Namun diperkirakan seluruh lahan di lokasi tersebut akan selesai pada Maret 2019.
Sementara untuk ruas Cawang-Dukuh Atas, menurut Budi terjadi kendala banyaknya instalasi di bawah jalur proyek LRT Jabodebek, seperti pipa gas, jaringan listrik dan telekomunikasi. Selain itu ada beberapa lahan juga yang harus dibebaskan.
Lalu untuk ruas itu, terdapat hambatan untuk pembangunan jalur dari kawasan Setiabudi hingga Dukuh Atas. Izin penetapan lokasi oleh Pemprov DKI Jakarta baru ditandatangani April 2018. Namun Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan masih belum mencapai kesepakatan terkait penetapan titik stasiun LRT di Dukuh Atas.
"Jadi diskusinya untuk ruas yang hanya 3 km ini memakan waktu yang cukup panjang, dari 2016 sejak Gubernur yang lama sampai yang baru ini belum ketemu antara keinginan Pemprov dengan Kementerian Perhubungan," ujarnya. (das/zlf)